TEMPO.CO , Jakarta: Mantan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Dewan Pers, Agus Sudibyo mengimbau wartawan di Indonesia lebih berhati-hati dalam menulis isu tetang agama. Dia berkaca pada teror yang terjadi terhadap Kantor Redaksi Majalah Charlie Hebdo. "Komunitas pers harus berpikir ulang hadapi isu agama," katanya saat dihubungi pada Jumat 9 Januari 2015. (Baca: Penyerang 'Pembalasan Nabi' Charlie Hebdo Tewas)
Agus mengatakan wartawan memang boleh menuliskan tentang isu agama, tentunya sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Namun jangan sampai isu tersebut menyebabkan amuk massa di Indonesia atau dunia. "Faktanya dalam kebebasan berekspresi melalui tulisan itu, ada batasan yang berupa hak-hak orang lain," katanya. (Baca: 10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial)
Ia mengingatkan bahwa masyarakat dunia, terutama Indonesia hidup dalam pluralisme. Ada masyarakat yang moderat, ada pula masyarakat yang fanatik terhadap isu agama. Akibatnya wartawan harus berhati-hati memberikan informasi kepada masyarakat. "Kita hidup di masyarakat yang kompleks. Maka tulisan wartawan itu perlu dipertimbangkan dari banyak aspek," katanya.
Pada Rabu 7 Januari 2015 terjadi penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo, Perancis. Sebanyak 10 jurnalis dan dua polisi termasuk pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier tewas dalam peristiwa tersebut.
Charlie Hebdo pernah memuat gambar kartun yang dinilai menyinggung penganut ajaran Islam, Kristen, dan Yudaisme. Selama ini majalah Charlie Hebdo dikenal sering memicu kontroversi dengan artikel maupun kartun bernada satire atau menyindir pemimpin politik maupun menyenggol masalah-masalah yang sensitif bagi umat beragama.
MITRA TARIGAN
Terpopuler
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk pada Singapura?
10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial
Jonan: Dirjen Perhubungan Udara Bubarkan Saja
PKL Beri Amplop Lurah Susan, Apa Reaksinya?
Penyerang 'Pembalasan Nabi' Charlie Hebdo Tewas