TEMPO.CO, Jakarta - Majunya Budi Gunawan sebagai calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia dinilai janggal. Kejanggalan itu tampak dari pernyataan Kepala Kepolisian dan Komisi Kepolisian Nasional.
"Ada yang tidak sinkron," ujar politikus Partai Persatuan Pembangunan, Arsul Sani, ketika dihubungi, Sabtu, 10 Januari 2014. (Baca:Jokowi Sodorkan Budi Gunawan: Ini Mimpi Buruk)
Arsul menjelaskan, Kapolri Jenderal Sutarman beberapa hari lalu menyatakan lembaganya belum menyiapkan nama-nama calon Kapolri. Namun pernyataan itu berbeda dengan keterangan Kompolnas, yang menyatakan lembaganya tengah menyiapkan beberapa nama calon Kapolri. (Baca:Budi Gunawan Calon Tunggal Kapolri: Ada 2 Rahasia)
Menurut Arsul, perbedaan pandangan itu mengindikasikan adanya proses yang tidak normal di tubuh Polri. Sebab, kata Arsul, pengajuan nama calon Kapolri mesti melewati proses penilaian dari lingkup internal Polri. "Setiap penggantian Kapolri ada tahapan-tahapannya. Mulai dari tim penilai akhir sampai rekomendasi Kompolnas."
Meski demikian, Arsul mengatakan, penentuan calon Kapolri sepenuhnya merupakan prerogatif presiden. Uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat bertujuan mengetahui visi para calon pemimpin Polri. "Dalam sejarahnya, belum ada calon Kapolri atau Panglima TNI yang ditolak DPR."
Sosok Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, digadang-gadang Presiden Joko Widodo sebagai calon Kapolri. Ajudan presiden di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri itu akan mengisi kursi yang kini diduduki Jenderal Sutarman yang akan memasuki masa pensiun pada Oktober 2015.
RIKY FERDIANTO
Baca juga:
Gunakan Ganja, Anak Jackie Chan Dipenjara 6 Bulan
Penyisiran Mencari Puing Air Asia Terus Digelar
Disebut Langgar Izin Rute, Transnusa: Mengada-ada
Ini Firasat dari Pasangan Pimred Charlie Hebdo