TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Direktur Operasional Badan SAR Nasional Marsekal Pertama S.B. Supriyadi mengatakan timnya masih mencari black box di dalam ekor Air Asia QZ8501. Pencarian kali ini dianggap lebih mudah karena ekor pesawat sudah dibawa ke permukaan.
"Penyelam tak bisa menemukan saat ekor masih di bawah. Mungkin setelah diangkat lebih jelas, apakah masih di kabin ekor atau benar sudah terlempar," kata Supriyadi kepada wartawan di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu, 10 Januari 2015.
Sekitar pukul 11.48 WIB, tim SAR berhasil mengangkat ekor dengan lifting bag atau balon pengangkat (baca: Tim SAR Kembangkan Balon Angkat Ekor Air Asia). Namun, ekor masih berada di bawah permukaan air, hanya salah satu bagiannya yang mencuat ke atas. "Tulisan "A"-nya di atas," kata Supriyadi. (Baca: Begini Kronologi Pengangkatan Ekor Air Asia)
Rencananya, ekor ditarik dengan kapal Crest Onyx ke Pelabuhan Teluk Kumai, Pangkalan Bun. Kemudian, tim akan mencari black box di dalam ekor tersebut. Sebelumnya, ia menyebutkan black box diduga tak ada lagi di dalam ekor.
Dugaan tersebut muncul setelah alat sonar di KN Jadayat mendeteksi sinyal ping dari alat underwater located beacon (ULB) sejauh 1 kilometer. ULB hanya mampu memancarkan sinyal dengan radius 500 meter.
Selain mengecek di dalam ekor, tim juga akan mencari black box di dekat lokasi ULB. "Kami akan mencari koordinat dulu agar pencarian dipersempit. Tak mungkin penyelam keliling terus karena arus kencang dan visibilitas 1 meter," kata Supriyadi.
PUTRI ADITYOWATI
Berita lain:
Jokowi Sodorkan Budi Gunawan: Ini Mimpi Buruk
Alasan Teroris Paris Tak Bunuh Wanita Cantik Ini
Jokowi Tunjuk Budi Gunawan Sebagai Calon Kapolri