TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pegiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch menantang Presiden Joko Widodo melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengklarifikasi rekening gendut Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring ICW Emerson Yuntho mengatakan Budi selaku calon Kapolri yang dipilih Jokowi itu masih harus dibuktikan kelayakannya. (Baca: Protes Jokowi Pilih Budi Gunawan, ICW Tutup Mata)
Baca Juga:
"Kuncinya cukup Jokowi panggil KPK dan PPATK untuk dimintai keterangannya apakah betul Budi Gunawan ada laporan soal rekening yang mencurigakan. Sayangnya itu tidak dilakukan," ujar Emerson di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Ahad, 11 Januari 2015.
Emerson tahu telah beredar surat dari Badan Reserse Kriminal Polri yang menyatakan rekening yang dimiliki Budi Gunawan wajar. Namun, Emerson mempertanyakan keabsahan klarifikasi yang dilakukan secara internal itu. (Baca: 3 Blunder Jokowi Pilih Komjen Budi Gunawan)
Emerson menyesalkan Kepala Bareskrim langsung menyatakan Budi Gunawan bersih. Untuk membuktikannya, Emerson meminta Polri membuka ke publik hasil dari klarifikasi tersebut. (Baca: Petisi Desak Jokowi Batalkan Budi Gunawan Beredar)
Menurut Emerson, Jokowi masih punya waktu untuk menarik Budi Gunawan sebagai calon Kapolri sembari mengklarifikasi rekening gendutnya. Bila tidak, kata Emerson, pesta rakyat besar-besaran dalam pelantikan Jokowi sebagai presiden tersebut akan berubah menjadi pesta kekecewaan.
"Mengapa Jokowi memaksakan diri pilih calon yang diduga rekeningnya tidak wajar? Jangan-jangan ada tekanan dari berbagai pihak," kata Emerson.
LINDA TRIANITA
Baca berita lainnya:
Calon Kapolri: Tiga Perbedaan Pilihan Jokowi dan SBY
Calon Kapolri: Tiga Persamaan Pilihan Jokowi dan SBY
Jokowi Tunjuk Budi Gunawan Sebagai Calon Kapolri