TEMPO.CO, Bogor - Puluhan pekerja PT Asalta Mandiri Agung sedang membicarakan upah minimum kabupaten (UMK) di Kebun Raya Bogor saat terjadi musibah dahan pohon damar jatuh yang menewaskan empat orang pada Ahad siang, 11 Januari 2015.
Pengurus Ikatan Serikat Buruh Indonesia PT Asalta Mandiri Agung, Ujang Masikun, 43 tahun, yang selamat dari peristiwa itu, mengatakan pada saat itu sekitar 200 karyawan perusahaan pembuatan suku cadang kendaraan bermotor tersebut sedang melaksanakan gathering sekaligus menggelar sosialisasi tentang upah minimum.(Baca : Dahan Patah, Empat Pengunjung Kebun Raya Tewas)
"Kita sedang sosialisasi untuk membahas UMK di Kabupaten Bogor, karena oleh perusahaan belum direalisasikan," katanya. Namun pada saat dia sedang memaparkan materi sosialisasi rencana tuntutan UMK yang belum direalisasikan perusahaan, tiba-tiba terdengar suara retakan batang pohon.
"Saya sempat bilang, 'Awas,' tapi teman-teman saya tidak sempat menghindar, padahal pada saat kejadian tidak ada angin kencang," katanya.
Sesaat kemudian, batang pohon damar keropos berdiameter 1 meter dengan panjang 15 meter menimpa ratusan pekerja itu.
"Puluhan rekan saya tertimpa batang dan ranting pohon, ada 31 orang yang luka dan harus dirawat, serta 4 orang rekan kami meninggal dunia," katanya.
M. SIDIK PERMANA
Berita Terpopuler
Diancam Bom, Kantor VoA Indonesia Gelap Gulita
Kantor VoA di Jakarta Diteror Bom
Diancam Bom, Polisi Sebut VoA di Jakarta Aman
Kerja Sama dengan Palyja, DKI Bakal Rugi Rp 18 T