TEMPO.CO, California - Sistem operasi Android 5.0 alias Lollipop ternyata kurang diminati. Dari seluruh versi Android, penetrasi Lollipop hanya 0,1 persen, atau jauh di bawah Jelly Bean dan lanjutannya.
Penetrasi Jelly Bean 4.1, misalnya, mencapai 19,2 persen, disusul Jelly Bean 4.2.x (20,3 persen) dan Jelly Bean 4.3 (6,5 persen). Adapun Android 4.4 atau KitKat penetrasinya sebesar 39,1 persen, Android Gingerbread 7,8 persen, dan Android Froyo 0,4 persen.
Minimnya peminat Lollipop terutama karena cara memperbaruinya yang terbilang sulit. Sebabnya, Google menyerahkan ketersediaan Lollipop pada operator seluler dan manufaktur. Akibatnya, tidak semua produsen gawai atau gadget menghadirkan platform ini.
“Sangat sulit memperbarui versi Lollipop karena distribusi peranti lunaknya harus melalui berbagai tahap untuk sampai kepada pengguna,” tulis situs Business Insider, Ahad, 11 Januari 2015.
Hasil tersebut sangat ironis, mengingat Google berharap banyak lewat Lollipop. Sistem operasi ini diproyeksikan untuk mengubah citra Android yang kerap disebut tidak aman dari serangan dunia maya. “Lollipop merupakan proyek Google yang ambisius,” ujar Senior Vice President Google untuk Android, Chrome, dan Google Apps, Sundar Pichai, beberapa waktu lalu.
Lollipop diluncurkan pada Juni 2014 dalam konferensi tahunan Google I/O. Ada sejumlah fitur yang diunggulkan Lollipop. Pertama, fitur notifikasi mengenai panggilan atau pesan yang masuk di bagian tengah layar. Ini sangat mirip dengan notifikasi pada platform iOS.
Kedua, fitur Recent yang dapat menunjukkan aplikasi mana saja yang sedang berjalan. Ini mirip dengan tab perambah pada Android, Chrome.
Keunggulan Lollipop lainnya adalah Battery Saver Mode yang berfungsi mengatur pemakaian baterai. Terdapat dua pilihan pengaturan, yakni manual dan otomatis. “Ini dapat menghemat pemakaian baterai hingga 90 menit,” Google mengklaim.
Sistem operasi ini secara resmi digunakan mulai November 2014 pada sejumlah seri Google Nexus. Produsen yang turut membenamkan Lollipop pada produknya adalah Samsung Europe, Motorola, dan LG.
BUSINESS INSIDER | FORBES | SATWIKA MOVEMENTI