TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdjiatno, mengatakan Presiden Joko Widodo memilih Komisaris Jenderal Budi Gunawan karena dinilai cocok dalam mendukung program-program yang akan dijalankan.
"Ini kan hak prerogatif presiden. Pak Budi Gunawan yang paling cocok dalam mendukung kinerja beliau, mendukung program-program presiden ke depan," kata Tedjo pada Tempo di Jakarta, Ahad, 11 Januari 2015. (Baca: Calon Kapolri: Tiga Persamaan Pilihan Jokowi dan SBY)
Baca Juga:
Tedjo mengatakan dari sembilan nama yang diajukan, pasti tiap calon memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. "Tapi, Presiden akhirnya memilih Budi Gunawan karena merasa paling cocok di antara yang lain."
Selain itu, Tedjo mengatakan pemilihan Budi Gunawan adalah untuk penyegaran organisasi dan regenerasi dalam tubuh Polri. Menurut Tedjo, wajar saja jika karena tiga alasan itu, presiden mempercepat penggantian kepala Polri. ( Calon Kapolri: Tiga Perbedaan Pilihan Jokowi dan SBY)
Tedjo membantah bahwa pemilihan Budi Gunawan karena ada intervensi dari Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan. "Tidak ada intervensi, ini memang keinginan dan hak prerogatif presiden."
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan dalam pemilihan Budi Gunawan, presiden telah mendapatkan pertimbangan dari Komisi Kepolisian Nasional. Andi membantah pemilihan jenderal bintang tiga itu merupakan intervensi dari pihak luar. (Baca: Siapa yang Tangani Rekening Gendut Budi Gunawan?)
"Penunjukkan Kapolri adalah wewenang presiden setelah mendengar pertimbangan Kompolnas tentang review kinerja dan rekam jejak dari perwira tinggi yang memenuhi syarat untuk diajukan," kata Andi pada Tempo.
ANANDA TERESIA
Berita Lain
Permainan Chelsea Makin Konsisten
Pellegrini Kecewa Dengan Hasil Seri
Hasil Pertandingan Liga Inggris
Real Madrid Kalahkan Espanyol