TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi di awal pekan, mengikuti laju bursa saham regional yang mencemaskan pelaksanaan stimulus bank sentral Eropa (Europen Central Bank/ ECB). Nominal pembelian obligasi sebesar 500 miliar euro yang dikhawatirkan tidak cukup untuk menopang perbaikan perekonomian Eropa, mendorong sebagian investor di bursa regional kembali melakukan aksi jual. (2014, Bursa Saham Indonesia Paling Unggul)
Menurut Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, kekhawatiran atas nasib stimulus ECB menambah kuat sentimen negatif bursa saham dalam negeri. IHSG yang sebelumnya sudah terpengaruh laju negatif indeks regional yang merespon koreksi indeks Dow Jones, akhirnya cenderung berada dalam tekanan. “Minimnya sentimen positif dari regional, memicu terjadinya aksi ambil untung,” kata dia. (IHSG Naik Tinggi, Ada Window Dressing?)
Saham perbankan dan properti menjadi pembeban laju indeks. Saham Bank BRI (BBRI) anjlok 2,5 persen ke level Rp 11.725 per lembar saham, Lippo Karawaci (LPKR) turun 0,5 persen menjadi Rp 1.040 per lembar saham, dan Bank Mandiri (BMRI) jatuh ke level Rp 10.825 per lembar saham.
Satrio pun mengingatkan investor untuk berhati-hati dalam melakukan perdagangan. Bila nantinya IHSG ditutup di bawah level psikologis 5.200, investor diimbau menunda aksi beli sementara waktu.
MEGEL JEKSON
Terpopuler
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
3 Blunder Jokowi Pilih Komjen Budi Gunawan
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !