TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati, memperkirakan nilai rupiah saat ini akan berkisar 12.500 per dolar Amerika Serikat. "Tidak akan jauh dari angka tersebut walau kemarin sempat melemah lagi," ujar Enny saat dihubungi, Senin, 12 Januari 2015.
Enny mengatakan nilai rupiah akan kembali berubah bila Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 telah selesai ditetapkan. Dari APBNP 2015, akan terlihat realiasi komitmen pemerintah meningkatkan perekonomian Indonesia, seperti relokasi untuk pembangunan infrastruktur. "Nanti akan terlihat jelas itu dalam postur APBNP 2015," tutur Enny. (Baca: Pemerintah Tetapkan Asumsi untuk RAPBN Perubahan 2015)
Sebelumnya, nilai tukar rupiah melemah hampir mendekati 13.000 per dolar AS pada Desember lalu. "Hal itu terjadi karena dolar menguat terhadap mata uang asing, salah satunya terhadap rupiah," katanya. Selain itu, permintaan pada akhir tahun yang meningkat menyebabkan impor tinggi. (Baca: Dolar Terus Menguat, Petani Lada Makin Senang)
Karena itu, perubahan APBNP 2015 dapat menjadi titik balik kembali menguatnya nilai tukar rupiah. "Perubahan fundamental yang kuat akan memperkuat kembali nilai rupiah," ujarnya. Selain itu, APBNP 2015 yang tepat sasaran akan merealisasikan target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen.
Untuk faktor politik di Indonesia saat ini, Enny menuturkan tidak terlalu mempengaruhi. Faktor eksternal memang masih harus diwaspadai, khususnya untuk terus memantau dolar AS dan suku bunga. Namun yang paling akan mempengaruhi adalah postur APBNP 2015. Dalam perdagangan hari ini, rupiah berada pada posisi 12.550 per dolar AS. (Baca: Kurs Dolar Menembus Rp 12.735)
ODELIA SINAGA
Terpopuler
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
3 Blunder Jokowi Pilih Komjen Budi Gunawan
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega!