TEMPO.CO, Surabaya - Keluarga korban pesawat Air Asia yang saat ini masih terus menunggu di posko crisis center di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur mengaku pasrah bila Badan SAR Nasional memutuskan menghentikan pencarian. (Baca: Moeldoko Usut Foto TNI Narsis di Puing Air Asia)
"Kalau ditanya, kami jelas menolak. Tapi, kalau memang sudah diputuskan dihentikan, kami hanya bisa pasrah kepada Tuhan,” kata Imam Sampoerno, salah satu keluarga korban, ketika ditemui Tempo di depan posko crisis center, Selasa, 13 Januari 2015. (Baca: Insiden Air Asia, Ada yang Bisa Kena Pidana)
Imam kehilangan empat anggota keluarganya dalam kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Keempatnya belum ditemukan hingga sekarang. Mereka adalah Bobby Sidharta, 44 tahun, menantunya; Dona Indah (36), anaknya; dan dua cucunya, yakni Permatasari (16) serta Kaisha Putri (10). Keluarga Bobby hendak berlibur ke Singapura dan Malaysia. (Baca: Cari Air Asia, Bantuan Asing Dikurangi)
Menurut Imam, nasib keempat anggota keluarganya itu berada di tangan Tuhan. Ia yakin, jika ditakdirkan untuk ditemukan, mereka segera ditemukan secepatnya. “Tapi yang jelas kami tetap berharap pencarian pada korban terus dilanjutkan sampai ketemu semuanya,” katanya. (Baca: Dua Korban Air Asia QZ8501 Masih Terikat di Kursi)
Walaupun dihentikan, Imam mengaku sudah puas pada kinerja pemerintah yang melakukan pencarian besar-besaran hingga hari ke-17 ini. “Kami juga sadar bahwa Basarnas sudah bekerja melebihi standar operasional karena biasanya SOP-nya hanya satu minggu,” katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Panglima TNI Sebut Desersi Prajurit Meningkat
Basarnas Temui Keluarga Korban Air Asia
Jadi Polemik, Jokowi Serahkan Soal Desa kepada JK
Ingin Jadi Wanita, Pria Ini ke Pengadilan