TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo mengatakan bantuan tim asing dalam pencarian puing dan korban Air Asia QZ8501 akan dikurangi. "Kekuatan bantuan dari negara sahabat sudah mulai dikurangi," ujar Bambang di kantor Basarnas, Senin, 12 Januari 2015.
Menurut Bambang, saat ini wilayah pencarian sudah mulai dipersempit. Tim memprioritaskan pencarian puing dan korban di sekitar lokasi penemuan ekor pesawat. Di lokasi yang sama, tim telah menemukan dua bagian penting dari kotak hitam Air Asia QZ8501, yaitu flight data recorder dan cockpit voice recorder.
Rencananya, tutur Bambang, evaluasi pencarian akan dilakukan secara bertahap. Dan, apabila lokasi pencarian semakin mengecil, ada kemungkinan operasi gabungan akan dihentikan. "Bila sampai waktunya, saya harus katakan bahwa operasi gabungan harus ditutup," kata Bambang.
Meski nanti kekuatan tim pencari berkurang, ujar Bambang, tim Basarnas tetap mengoptimalkan pencarian. Pencarian dilakukan melalui operasi harian. "Bukan dalam bentuk operasi gabungan lagi."
Hari ini, salah satu tim yang sudah menarik diri adalah tim pencari dari Korea Selatan. Sedangkan penyelam dari Rusia telah menyelesaikan misi pencarian sejak Ahad kemarin. Adapun tim pencari dari Cina masih turut membantu karena baru datang. Tim ini bergabung bersama tim pencari dari Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat.
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
AirAsia | Calon Kapolri | Charlie Hebdo | Menteri Jonan | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega!