TEMPO.CO , Jakarta - Pemerintah akan menambah utang melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi senilai Rp 31 triliun pada 2015. Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpakhan, tambahan utang itu akan digunakan untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) di perusahaan pelat merah bidang infrastruktur. "Rancangan ini masih dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat," kata dia, Senin 12 Januari 2015. (Baca juga: Indonesia Terbitkan SUN Senilai Rp 40 Triliun )
Robert mengatakan pada tahun ini pemerintah menargetkan penerbitan SBN hingga Rp 460 triliun, Namun kebutuhan dana bertambah karena tingginya biaya di sektor infrastruktur. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, PMN ditetapkan sebanyak Rp 7,32 triliun. Dengan tambahan dari SBN, suntikan PMN menjadi Rp 37 triliun dan akan dianggarkan pada APBN Perubahan 2015.
Untuk mengejar target itu, Robert mengatakan akan mengoptimalkan sumber dana dari beragam kerja sama yang dijalin pemerintah. Selain itu, Kementerian Keuangan juga tengah mempertimbangkan penambahan porsi SBN berdenominasi valuta asing kareena obligasi rupiah perlu dikurangi untuk menjaga likuiditas. (Baca juga: Pemerintah: Sukuk Negara Tak Diminati Investor)
Saat ini ada tiga jenis SBN valas yang bisa dioptimalkan pemerintah yakni Global Bond, Samurai Bond, dan Euro Bond. Namun hanya Global dan Euro Bond yang paling mungkin ditingkatkan. Pada Januari 2015, Indonesia berhasil menjual global bond berdenominasi dolar Amerika seri RI0125 yang bertenor 10 tahun pada harga 99,39 persen dan RI0145 yang bertenor 30 tahun pada harga 98,87 persen senilai US$ 4 miliar. Penerbitan global bond ini merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia sebesar US$ 30 miliar.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat