TEMPO.CO, Jakarta -Anak-anak yang bermain sepak bola di sekolah menengah pertama memiliki potensi untuk mengalami kerusakan otak jangka pendek. Ini terlihat dari berapa jumlah benturan berulang yang terjadi di bagian kepala mereka. Namun, banyak peneliti mengatakan bahwa cedera otak anak sangat kecil peluangnya untuk terjadi. Karena itu, hal ini membuat mereka sulit untuk mengambil kesimpulan yang pasti.
Penelitian ini melibatkan 22 anak-anak, usia 11 sampai 13, yang bermain sepak bola. Musim tersebut terdiri 27 kali latihan dan sembilan pertandingan. Selama waktu itu, lebih dari 6.000 "dampak pada kepala" dicatat.
"Temuan ini mendorong anak-anak pemain sepak bola muda dan orang tua mereka untuk berhati-hati, meskipun efek jangka panjang partisipasi sepak bola pemuda pada kesehatan otak masih belum diketahui," kata tim peneliti, dilansir dari sumber WebMD, (12/1).
Untuk penelitian ini, para pemain memakai sensor di helm yang mengukur frekuensi benturan di kepala, lokasi dan kekuatan mereka dalam menghadapi benturan. Selain itu, anak-anak juga melakukan beberapa tes dalam hal keseimbangan, kecepatan membaca, waktu reaksi, dan gejala yang dilaporkan sendiri.
Rata-rata jumlah benturan adalah adalah 9 hingga 10 kali per latihan. Menurut penelitian ini, selama satu musim, ada sekitar 250 benturan terjadi di bagian kepala. Hasilnya, satu anak terbukti menderita gegar otak.
RIZAL / WEBMD