TEMPO.CO , Jakarta - Bursa saham dalam negeri bergerak konsolidatif seiring dengan minimnya kehadiran sentimen. Investor cenderung melakukan perdagangan saham secara spekulatif, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 26,43 poin (0,51 persen) ke level 5.214,36 pada Selasa, 13 Januari 2015.
Analis dari BNI Sekuritas, Thendra Chrisnanda, mengatakan indeks menunggu kemunculan katalis baru untuk bergerak menguat atau melemah. “Dalam sepekan ini, di tengah ketidakpastian rencana normalisasi moneter The Fed, investor akhirnya kekurangan motif untuk melakukan pembelian saham,” ujarnya.
Untuk perdagangan jangka pendek, investor akhirnya hanya melakukan aksi beli spekulatif pada saham-saham tertentu. Pembelian tersebut disinyalir sebagai bentuk switching atas sebagian saham yang sudah mengalami kenaikan harga secara signifikan. (Baca: Ada Lelang SUN, Rupiah Melesat 28 Poin)
Meski demikian, rilis neraca perdagangan Cina yang melampaui konsensus turut membantu penguatan indeks. Nilai ekspor Cina pada Desember tahun lalu, yang melonjak 9,7 persen, dan impor Cina yang turun 2,4 persen, membuat neraca perdagangan Cina tetap mengalami surplus sebesar US$ 49,6 miliar. “Surplus tersebut membangun ekspektasi positif kinerja emiten domestik yang berorientasi ekspor,” kata Thendra.
Thendra memprediksi IHSG akan terus bergerak terbatas dalam pada level 5.160-5.240. Investor direkomendasikan untuk melakukan trading pada saham-saham lapis kedua. Sebaliknya, terhadap saham-saham bluechip perbankan dan infrastruktur, investor disarankan mengambil posisi buy on weakness.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Pemeran Mahar Film Laskar Pelangi Meninggal di Kos
Budi Gunawan Bukan Juara, Siapa Peraih Adhi Makayasa 83?
Kesaksian Teman Mahar Laskar Pelangi Sebelum Tewas