TEMPO.CO, Banyuwangi - Puluhan sopir Taksi Osing Banyuwangi, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan kantor Bupati dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi, Rabu, 14 Januari 2015. Mereka memprotes Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang memberikan izin operasional kepada Taksi Bosowa.
Para sopir berunjuk rasa dengan membawa semua armada taksinya. Mereka meminta Bupati Azwar Anaz mencabut izin operasi Taksi Bosowa. Sebab, sejak Taksi Bosowa beroperasi, pendapatan sopir Taksi Osing menurun. "Keluarga kami di rumah butuh makan, Pak," kata Jatmiko, pengunjuk rasa. (Baca berita lain: Dua Bus Bandara Banyuwangi Dioperasikan)
Baca Juga:
Menurut Jatmiko, Taksi Osing sudah beroperasi sejak 2000 dengan 28 armada. Taksi-taksi tersebut dimiliki oleh para sopir sendiri. Mereka kemudian membentuk paguyuban. Jatmiko mengaku membeli taksi pada 2003 seharga Rp 50 juta yang pembayarannya dicicil selama lima tahun.
Sebelum Taksi Bosowa beroperasi, ujar dia, penumpang sudah sepi. Saban hari, ia hanya dapat beroperasi dua-empat kali. Namun, sejak Taksi Bosowa beroperasi pada 20 Desember 2014, penumpang Taksi Osing makin turun. "Sekarang jarang dapat penumpang." (Baca: Gunung Ijen, Favorit Turis di Banyuwangi)
Nuril, sopir Taksi Osing lainnya, menuturkan seharusnya pemerintah daerah tidak menambah taksi dari perusahaan lain karena minat warga naik angkutan tersebut rendah. Taksi Osing sendiri berniat melakukan peremajaan armada agar lebih menarik minat penumpang. "Kalau ada perusahaan taksi lain yang lebih besar, kami bisa kehilangan pekerjaan," katanya.
Setelah berunjuk rasa selama 30 menit, para sopir akhinya membubarkan diri karena tak ditemui Bupati. Kepala Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kabupaten Banyuwangi Suprayogi berujar, pemerintah daerah memberikan izin operasional kepada Taksi Bosowo untuk menghindari monopoli penyediaan transportasi publik.
Menurut dia, bila dihitung dari komposisi penduduk, Banyuwangi membutuhkan 214 armada taksi. Saat ini baru 41 unit taksi yang beroperasi, terdiri atas 28 unit Taksi Osing, 3 unit Taksi Ramayana, dan 10 Taksi Bosowa. "Sudah ada kesepakatan titik-titik mangkal yang berbeda antartaksi," tutur Suprayogi.
Banyuwangi, kata Suprayogi, membutuhkan banyak taksi sebagai pendukung pariwisata. Apalagi, dalam tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan ke Banyuwangi terus melonjak. (Baca pula: Banyuwangi Kekurangan Agen Wisata)
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Menteri Andrinof: Jepang Cuma Menggertak
Air Asia Akui Izin QZ8501 Cuma Lewat Omongan
Menteri Rini: Pertamina Sulit Akuisisi TPPI
Menteri Susi Diancam Bakal Disantet
Terminal Teluk Lamong Mulai Otomatisasi Pelabuhan