TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan rencana pemailitan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) telah muncul satu dekade lalu. Namun peliknya persoalan menyebabkan rencana tersebut urung direalisasikan. "Sejak saya Menteri BUMN mau saya pailitkan itu. Tapi tertunda sepuluh tahun," ujarnya, Selasa malam, 13 Januari 2015. (Akuisisi Sulit, Pemerintah Cenderung Pailitkan TPPI)
Ia menjelaskan rumitnya penyelesaian sengkarut Tuban Petro menyebabkan banyak pihak enggan menyelesaikan. Bahkan, dalam rapat koordinasi tadi malam pun, tidak ada kemajuan penyelesaian perkara tersebut. "Masalahnya rumit benar, salah satu pilihannya dipailitkan," katanya. (Kilang TPPI Akan Tutup, 700 Karyawan Resah)
Menurut Sofyan, upaya pemailitan lebih tepat diambil pemerintah ketimbang proses akuisisi yang diajukan Pertamina. Alasannya, utang TPPI terlalu besar. "Lebih cepat lebih baik," katanya. (Karyawan TPPI Tuban Akan Lapor KPK dan DPR)
Adapun Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said ingin menyelamatkan perusahaan agar tetap beroperasi sebagai bagian ketahanan energi nasional. "Karena itu, aset kita yang sebetulnya cukup baik. Cuma masalah hukumnya masih diuraikan," ujarnya.
Komisi Pemberantasan Korupsi sebelumnya memberikan rekomendasi bahwa Tuban Petro masih bisa diselamatkan dengan catatan dikelola secara profesional. "Bagaimanapun itu korporasi yang boleh dijalankan, tapi dengan kehati-hatian," kata Sudirman.
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) pernah mengajukan penambahan kepemilikan saham di TPPI untuk menyelesaikan persoalan utang-piutang perusahaan. Dengan memanfaatkan kilang TPPI, Pertamina berharap bisa mengurangi impor bahan bakar minyak.
Saat ini TPPI dimiliki Tuban Petro dengan saham 59,5 persen dan Pertamina 15 persen, sedangkan sisanya 25,5 persen dimiliki Mitsui, Sojits, dan Siam Cement. Adapun Tuban Petro sendiri dimiliki oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan saham senilai Rp 3,2 triliun.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler:
Menteri Andrinof: Jepang Cuma Menggertak
Air Asia Akui Izin QZ8501 Cuma Lewat Omongan
Garuda Tawarkan Midnight Promo Sale
Menteri Susi Diancam Bakal Disantet
Menteri Rini: Pertamina Sulit Akuisisi TPPI