TEMPO.CO, Jakarta - PT Bantaeng Sigma Energi (BSE) akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Listrik dari pembangkit tersebut akan digunakan untuk industri smelter (pemurnian logam). "Nilai proyek ini mencapai Rp 10 triliun dan akan beroperasi pada 2017," kata Direktur Utama PT BSE Irsan Yuswa, Rabu, 14 Januari 2014.
Sebelum menyelesaikan PLTU tersebut, BSE meneken kesepakatan dengan lima perusahaan smelter, yakni PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Titan Mineral Utama, PT Mitra Tambang Refinery, PT Mitra Selaras Sukses Sejahtera, dan PT Zhonghing Mining and Metallurgy. (Baca juga: Bangun Smelter, Papua Siapkan Lahan 2.000.)
Nantinya, ujar Irsan, PLTU itu bakal menghasilkan listrik hingga 2 x 300 megawatt. Saat ini BSE menunggu pengesahan izin usaha kelistrikan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebelum memulai pengerjaan.
Untuk membangun PLTU tersebut, BSE menggaet China Machinery Engineering Coorporation dan BTN Power Sdn Berhad dari Malaysia. Dana proyek diperoleh dari pinjaman Bank of China. Proporsinya, 75 persen dari total investasi. (Baca juga: PLTU Bunton di Cilacap Dibangun Tahun Depan.)
Namun, Irsan menguturkan pihaknya belum menyepakati berapa harga listrik yang dipatok ke lima perusahaan smelter. "Nanti, akan ada kesepakatan lanjutan," katanya. Adapun lima perusahaan smelter ini bakal menempati kawasan industri Bantaeng seluas 3.000 hektare.
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menuturkan kawasan tersebut akan ditempati delapan perusahaan smelter khusus nikel dari Cina, India, dan Korea Selatan. "Kami sedang menunggu penetapan kawasannya oleh Kementerian Perindustrian," kata Nurdin.
ROBBY IRFANY
Berita Terpopuler
Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
Gara-gara Budi Gunawan, Jokowi-KPK Dua Kali Perang