TEMPO.CO , Tegal :Cuaca buruk di Laut Jawa berdampak pada mahalnya harga ikan di Kota Tegal, Jawa Tengah. Akibatnya, sebagian perajin ikan asin terpaksa menghentikan produksinya. "Dari 87 perajin ikan asin di Kota Tegal, tinggal 30 perajin yang masih beroperasi," kata ketua kelompok perajin ikan asin Cahaya Semesta, Gunaryo, pada Rabu, 14 Januari 2015.
Gunaryo mengatakan harga ikan merangkak sejak dua pekan lalu akibat banyaknya nelayan yang menganggur karena tingginya gelombang di Laut Jawa. Saat cuaca normal, dia berujar, tiap hari ada 25 kapal yang melelang ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Tegal. Tiap satu kapal mendaratkan ikan sekitar 60 ton. (Baca:Susi Kesal Jutaan Ton Ikan Dirampok Tiap Tahun)
Adapun pekan ini hanya dua hingga lima kapal berukuran di atas 50 gross ton (GT) yang bisa melelang ikan. Minimnya stok ikan menjadi rebutan pedagang. Walhasil, harga ikan melambung. Ikan layang yang semula hanya Rp 4,5 juta naik jadi Rp 6,8 juta per 500 kilogram. Harga ikan bentong naik dari Rp 8 juta jadi Rp 10 juta per 500 kilogram.
Harga ikan sero naik dari Rp 3,5 juta jadi Rp 4,5 juta per 500 kilogram. Sedangkan Harga Ikan banyar naik dari Rp 7 juta jadi Rp 8,2 juta per 250 kilogram. "Tidak semua perajin ikan asin mampu menebus harga ikan semahal itu," ujar Gunaryo. Selain karena mahalnya harga ikan, para perajin ikan asin juga tidak berproduksi karena hujan terus mengguyur. (Baca:Menteri Susi: Tahun Depan Swasembada Garam )
Saat cuaca normal, proses pengeringan ikan asin hanya membutuhkan waktu satu hari. Kini, ikan asin baru kering setelah dijemur selama tiga hari. Tiga ton ikan diolah menjadi dua ton ikan asin. Gunaryo menambahkan, tiap satu perajin bisa memproduksi antara satu hingga delapan ton ikan asin per hari.
Khusus untuk kerajinan ikan asin milik Gunaryo, tiap dua hari sekali bisa mengirim enam ton ikan asin ke Bogor, Jakarta, dan Karawang. "Sudah tiga hari kami tidak berproduksi. Sepekan ini baru mengirim dua ton ikan asin," kata Gunaryo. Dia memperkirakan kelangkaan ikan berlangsung hingga Maret.
Lamanya masa paceklik ikan menyebabkan para buruh kerajinan ikan asin terancam kehilangan pekerjaan. Tiap satu perajin rata-rata mempekerjakan enam buruh. "Kalau 50 kerajinan ikan asin berhenti berproduksi, berarti ada 300 buruh yang menganggur. Sebagian beralih jadi buruh tani," ujar Gunaryo.
Seorang buruh di sentra industri ikan asin Kelurahan Tegalsari, Agus, 32 tahun, masih tetap bekerja meski stok ikan terus menipis. "Tapi mungkin tidak lama lagi juga menganggur. Sudah ada lima rekan kerja yang berhenti sementara menunggu pasokan ikan lancar," ujar buruh dengan upah Rp 45.000 per hari itu.
DINDA LEO LISTY
Baca juga:
Budi Gunawan Tersangka, Gerindra Sebut Bibit-Chandra
Anggun Jadi Juri Asia's Got Talent
Main Sepak Bola Sejak SMP Picu Gegar Otak
Djarot Semprit Perizinan 7-Eleven