TEMPO.CO, Amerika - Orang yang mengalami demensia lebih mungkin didiagnosis depresi. Depresi, masalah tidur, dan perubahan perilaku dapat muncul sebelum tanda-tanda kehilangan memori pada orang yang menderita penyakit Alzheimer.
"Saya tidak khawatir saat ini jika Anda merasa cemas, depresi, atau lelah yang kemudian mendasari Alzheimer. Sebab, pada banyak kasus itu tidak ada hubungannya," kata Catherine Roe, asisten profesor neurologi di Washington University School of Medicine di St Louis, Kamis, 15 Januari 2015.
"Kami hanya berusaha mendapatkan penelitian yang lebih baik mengenai Alzheimer dan orang yang didiagnosis dengan demensia," kata Roe. "Kami menjadi lebih tertarik pada gejala yang terjadi dengan Alzheimer." (Baca: Bermain Game Turunkan Risiko Alzheimer)
Dalam penelitian terhadap lebih dari 2.400 orang setengah baya hingga tujuh tahun, para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami perkembangan demensia lebih dari dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan depresi lebih cepat daripada mereka yang tanpa demensia. Perilaku dan suasana hati atau gejala lain seperti apatis, kecemasan, perubahan nafsu makan, dan mudah tersinggung pada para peserta itu juga muncul lebih cepat.
Lebih dari 5 juta orang Amerika saat ini terkena penyakit Alzheimer. Sebuah penyakit fatal yang menyebabkan tidak hanya kehilangan memori, tetapi juga perubahan kepribadian, penalaran, dan penilaian. Sekitar 500 ribu orang meninggal setiap tahun dengan kondisi yang tidak bisa disembuhkan, yang menyumbang sebagian besar kasus demensia.
Roe dan timnya mengkaji data dari peserta berusia 50 tahun dan lebih tua. Mereka semua tidak memiliki masalah memori atau pemikiran pada kunjungan pertama ke salah satu dari 34 rumah sakit Alzheimer di seluruh Amerika Serikat. (Baca: Jalan Kaki Bikin Otak Anda Berkembang)
Selama periode sampai tujuh tahun, sekitar separuh dari peserta tersebut mengalami perkembangan masalah kehilangan memori dan terindikasi demensia.
Di antara temuan lain, 30 persen dari mereka yang kemudian mengalami perkembangan demensia menderita depresi setelah empat tahun mengikuti penelitian ini, dibandingkan dengan 15 persen dari peserta yang tidak menderita demensia.
RIZAL | WEBMD
Berita Terpopuler:
Mayra Hills, Pemilik Dada Terbesar di Dunia
Obat Pikun Ini Ada di Dapur Anda
Tak Pegang iPhone, Mental Terganggu
Perjalanan dari Kulit Ular Sampai Jadi Tas Cantik