TEMPO.CO , Jakarta - Pelemahan harga komoditas dunia dan rumor penurunan harga saham dalam negeri menyebabkan indeks kembali terkoreksi tajam. Indeks harga saham gabungan (IHSG), yang sedang minim dukungan sentimen positif, melemah 54,69 poin (1,05 persen) ke level 5.159,67.
Menurut Kepala Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono, investor memanfaatkan harga saham yang terlalu mahal untuk melancarkan aksi jual. “Maraknya tekanan jual membuat indeks terkoreksi,” katanya. (Baca: Sepi Sentimen, Apa Rekomendasi Saham Hari Ini?)
Aksi jual investor juga berkaitan dengan koreksi bursa saham regional. Target pertumbuhan ekonomi dunia pada 2015--yang dikoreksi Bank Dunia ke level 3 persen--dan stimulus moneter bank sentral Eropa (ECB) sebesar 500 miliar euro--yang dinilai tak berdampak signifikan bagi perbaikan kinerja ekonomi Eropa--membuat mayoritas investor pesimistis atas prospek pasar saham jangka pendek.
Dari dalam negeri, menurut Purwoko, aksi jual investor terjadi akibat rumor downgrade IHSG pada 2015. Rumor yang menyatakan IHSG bakal terkoreksi secara drastis, imbas fluktuasi nilai tukar rupiah yang diperkirakan melampaui level 13 ribu per dolar AS, serta ketidakpastian kebijakan soal BBM bersubsidi akhirnya mendorong investor untuk menjual saham.
Investor disarankan mengambil posisi menunggu hingga tekanan jual mereda. Namun, kepada investor yang berorientasi jangka panjang, Purwoko tetap mengimbau mereka agar mengakumulasi saham-saham lapis utama pada sektor konstruksi, properti, dan perbankan.
Hari ini, Kamis, 15 Januari 2015, IHSG diprediksi masih akan terkoreksi pada level 5.130-5.185. Menurut Purwoko, sebaiknya investor lebih memperhatikan secara rasional rumor downgrade IHSG yang beredar.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
Gara-gara Budi Gunawan, Jokowi-KPK Dua Kali Perang