TEMPO.CO, Amerika - Sebuah studi menemukan bahwa semakin lama seseorang menderita asma, semakin besar kemungkinan mereka mengalami gangguan pernapasan.
Ada dua masalah pernapasan yang merepotkan, yaitu asma dan apnea tidur. Keduanya mungkin memiliki hubungan. Apnea adalah jeda napas saat tidur. Apnea terjadi ketika saluran napas Anda tertutup, sehingga tidak ada udara yang mencapai paru-paru.
Penelitian baru mengungkapkan bahwa orang dewasa yang berjuang dengan asma menghadapi peningkatan risiko untuk juga mengalami gangguan pernapasan malam hari, yang dikenal sebagai apnea tidur obstruktif.
Temuan ini berasal dari pelacakan jangka panjang dari sekitar 550 pria dan wanita. Di antara mereka, lebih dari 15 persen menderita asma. (Baca: Waspada Hidung Tersumbat)
Semua peserta bergabung dalam Wisconsin Sleep Cohort Study. Pada studi tersebut, para ahli mengumpulkan peserta yang berusia 30-60 tahun. Setiap peserta kemudian menyelesaikan kuesioner kesehatan umum, juga menjalani tes tidur semalam di laboratorium.
Pada empat tahun pertama, para penulis penelitian menemukan bahwa lebih dari seperempat pasien asma (27 persen) ternyata juga mengalami masalah apnea tidur. Ini berbanding hanya 16 persen dari pasien yang non-asma.
Selama masa studi penuh, tim menyimpulkan bahwa pasien asma menghadapi risiko hampir 40 persen lebih besar mengalami apnea tidur dibandingkan peserta tanpa masalah asma. Terlebih lagi, semakin lama seseorang menderita asma, semakin besar risiko mereka untuk mengalami masalah tersebut.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr Mihaela Teodorescu dari William S. Middleton dari Veteran Hospital dan University of Wisconsin School of Medicine. Mereka menerbitkan temuan ini dalam Journal of American Medical Association.
RIZAL | WEBMD
Baca juga:
Ratusan Guru Honorer Demo di Depan Istana Negara
BBM Turun, Pemerintah Tekan Harga Komoditas Lain
Mercedes F 015, Mobil Listrik Mewah dan Otonom
Menteri Sudirman: Premium Belum Pasti Rp 6.500