Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Rehabilitasi Pecandu di Kampung Ambon  

image-gnews
Pecandu narkoba berteriak pada mesin untuk melepaskan kemarahan terpendam selama terapi psikologis pada pusat rehabilitasi Shiliping di Longyou, Zhejiang, Tiongkok, 19 Juni 2014. Rehabilitasi dengan fasilitas dan pasien terbesar di negara ini berdiri pada 2008. REUTERS / William Hong
Pecandu narkoba berteriak pada mesin untuk melepaskan kemarahan terpendam selama terapi psikologis pada pusat rehabilitasi Shiliping di Longyou, Zhejiang, Tiongkok, 19 Juni 2014. Rehabilitasi dengan fasilitas dan pasien terbesar di negara ini berdiri pada 2008. REUTERS / William Hong
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya merehabilitasi pecandu narkoba bukan perkara mudah. Contohnya seperti yang dialami Klinik Permata, klinik kesehatan yang didirikan Badan Narkotika Nasional tepat di Kompleks Permata--dulu disebut Kampung Ambon--di Jakarta Barat. Berbagai tantangan dihadapi klinik itu dalam melakukan proses rehabilitasi pecandu narkotik.

Herdiansyah, dokter klinik rehabilitasi tersebut, menuturkan warga sempat menaruh prasangka negatif kala klinik itu didirikan pada 2013. "Klinik dikira sebagai mata-mata, intel, cepu untuk mendapatkan identitas pecandu dan menangkap mereka," kata Herdiansyah, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca:BNN: Kampung Ambon Sudah Bebas Narkoba.)

Berbekal pelayanan kesehatan umum, petugas klinik menjangkau para pecandu secara perlahan. Warga, kata Herdiansyah, melihat-lihat situasi dengan mencoba mengakses layanan kesehatan umum dulu. Di sini kesempatan melakukan rehabilitasi terbuka, namun Herdiansyah tak langsung mengajak pecandu direhabilitasi. "Jadi waktu datang periksa tidak langsung berbicara soal narkoba, tapi lebih fokus ke keluhan sakitnya saat itu," katanya.

Ketika warga merasa nyaman datang ke klinik dan berinteraksi dengan dokter, barulah mereka diberi pertanyaan ringan, seperti apakah sudah pernah minum obat di luar kepentingan medis. "Ketika menjawab 'iya' dan hasil urine positif, warga akan diarahkan untuk menjalani tahap rehabilitasi, dari detoksifikasi sampai konseling," kata dia. Kehati-hatian dan kejelian menjadi syarat mutlak pada masa itu untuk mengajak seseorang menjalani rehabilitasi.  (Baca: Diusulkan, Pecandu Narkoba Ditanggung BPJS.)

Pada 2013, Kampung Ambon belum bersih sepenuhnya dari narkoba. Bukan hal aneh jika klien yang mengakses layanan rehabilitasi kembali ketagihan narkoba karena menghadapi godaan yang menggiurkan. "Tantangan dari lingkungan sangat berat karena di luar sana mereka berinteraksi dengan lingkungan pengguna," kata Herdiansyah. 

Tantangan juga acap datang dari keluarga dan pekerjaan. Ketika klien menghadapi masalah ekonomi dan perlakuan yang keliru dari keluarga, ada kemungkinan klien tak meneruskan rehabilitasi. "Klien akan menghadapi dilema yang besar, terlebih jika ia kembali ke lingkungan pergaulan yang salah," kata dia. 

Pecandu yang menggunakan heroin atau putauw memiliki tantangan tersendiri karena sangat sulit melepaskan diri dari barang itu. Sebab, putauw dianggap memiliki sensasi kenikmatan tertinggi. "Seribu kali lebih nikmat dari orgasme," kata Herdiansyah menirukan keterangan kliennya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, bagi pengguna stimulan, ada bahaya lain yang mengintai dari hubungan seksual. "Ketika seseorang berhenti memakai stimulan, efek lainnya adalah libido yang jadi tinggi," ujar Herdiansyah. Menurut dia, hal ini mesti diwaspadai sebab menjadi pintu masuk penularan berbagai macam infeksi atau penyakit menular seksual. (Baca: Pecandu Narkoba Kena HIV/Aids Capai 4 Juta.)

Apabila mantan pecandu sudah pulih, tantangan lainnya berupa stigma dari masyarakat. "Contohnya saja, untuk mendapatkan surat keterangan sehat, kalau tahu dari Kompleks Permata, kemungkinan besar ditolak. Padahal surat itu syarat untuk mencari pekerjaan," kata Herdiansyah. 

Ia berharap stigma terhadap Kompleks Permata perlahan terkikis agar mantan pecandu memiliki kesempatan kedua untuk hidup lebih baik dan program rehabilitasi berjalan tuntas. 

DINI PRAMITA 


Berita Lainnya:
Kasus Budi Gunawan: 3 Indikasi Jokowi Kurang Tegas
Obat Pikun Ini Ada di Dapur Anda 
Gara-gara Jenderal Berduit, 2 Kali KPK Digeruduk Polisi 
Samsung Luncurkan Ponsel Tizen Pertama di India

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

2 jam lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menyita 10 kilogram narkoba jenis sabu senilai Rp 10 Miliar saat menangkap MH, residivis dalam kasus sama pada 2022


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

12 jam lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

16 jam lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

16 jam lalu

Barang bukti dihadirkan dalam Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

Polres Metro Bekasi Kota menangkap pelaku peredaran narkoba berinisial MH yang kerap bertransaksi di Jalan Raya Caman, Pondok Gede, Kota Belasi.


Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

1 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

8 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

9 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

9 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.


Hijrah Mantan Teroris

10 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?