TEMPO.CO , Surabaya: Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror serta Direktorat Kejahatan dengan Tindak Kekerasan Kepolisian Daerah Jawa Timur membuntuti terduga teroris atas nama Totok alias Roni alias Joko alias Muas alias Mas Tato sudah sejak lama. “Tersangka terdeteksi berada di Jawa Timur sejak satu bulan lalu, kemudian dibuntuti oleh petugas,” kata Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf kepada wartawan di Markas Polda Jawa Timur, Jumat, 16 Januari 2015.
Menurut Anas, tersangka diawasi polisi sejak sebulan lalu, namun belum sempat diringkus karena waktunya belum tepat. Akhirnya pada Jumat pagi, polisi meringkus tersangka dalam baku tembak. “Sempat terjadi baku tembak dengan petugas, tapi tidak berlangsung lama,” kata Anas. (Baca berita sebelumnya: Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Kediri.)
Roni tewas setelah peluru panas menembus tubuhnya. Roni terpaksa di ditembak mati oleh polisi karena berusaha mencabut senjatanya untuk melakukan perlawanan. Baku tembak antara petugas dengan tersangka tak mampu dihindari. (Baca juga: Densus 88: Teroris Kediri Bunuh 8 Polisi)
Akhirnya petugas melumpuhkan Roni dengan peluru panas dan hingga tersangka tewas di lokasi kejadian. “Kami langsung larikan dia ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri,” kata Anas. (Baca: Darah Menggenang di Rumah Roni yang Diduga Teroris.)
Terduga teroris yang tewas itu, kata Anas, merupakan pelaku pembunuhan sadis kepada dua anggota Kepolisian Resor Poso atas nama Brigadir Andi Sapa dan Aiptu Sudirman di Tamanjeka. (Baca pula: Terduga Teroris Kediri, Soekarwo: Kok Ada di Situ?)
Bahkan, tersangka juga merupakan salah satu jaringan Santoso. "Dia jaringan teroris Santoso, dan pernah terlibat dalam pembunuhan sadis pada dua anggota polisi di Poso dengan cara sadis,” kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita lain:
Evolusi Pembantu Menjadi Penulis dan Motivator
Budi Gunawan Dilantik, PDIP: Tak Mungkin Mundur
Kalah Perang, Bos ISIS Perintah Eksekusi 56 Anggota Milisi