TEMPO.CO, Jakarta - Tim penyelam yang melakukan evakuasi badan pesawat Air Asia QZ8501 terpaksa kembali naik ke permukaan karena terhalang cuaca yang buruk. Kecepatan arus, jarak pandang yang terbatas, serta tinggi gelombang menyulitkan proses evakuasi.
Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama S.B. Supriyadi (bukan Marsekal Madya seperti ditulis dalam berita sebelumnya) mengatakan arus laut mencapai 5 knot sehingga menyulitkan penyelam untuk mencapai dasar laut. "Ini kesulitan yang sudah dialami rekan-rekan penyelam sejak tiga hari lalu,” katanya di posko utama Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Ahad, 18 Januari 2015.
Menurut Supriyadi, sampai hari ke-22 ini, semua upaya sudah dilakukan tim Basarnas. Namun kondisi alam yang tidak bersahabat menyulitkan kerja para penyelam di dasar laut.
Supriyadi menjelaskan tinggi gelombang mencapai 4 meter. Jarak pandang di bawah laut hanya mencapai 2 meter. Kondisi seperti itu memaksa tim penyelam naik kembali ke permukaan. "Kalau sore nanti cuaca berubah menjadi lebih baik, proses evakuasi akan dilanjutkan lagi," ujarnya.
Sebanyak 30 penyelam dari tim evakuasi badan pesawat Air Asia QZ8501 telah melakukan penyelaman sejak pukul 07.00 tadi. Mereka melakukan penyelaman dari tiga kapal yang bersiaga di sekitar perairan Selat Karimata, yaitu KRI Banda Aceh, Crest Onyx, dan Nan Hai Jiu 101 milik Cina.
Selain 30 penyelam, juga ada 81 penyelam yang bersiaga di tiga kapal itu. Tim evakuasi akan berfokus mengukur tinggi, berat, dan panjang pesawat Air Asia QZ8501, termasuk kondisi lumpur yang terendap. Selain itu, penyelam berupaya menemukan sisa-sisa jasad korban yang kemungkinan masih berada di kabin pesawat.
ROSALINA
Berita lain:
Soal Kapolri, Ruhut: Jokowi Melihat Sesuatu
Pakaian Putih, Terpidana Bertanda Tembak di Dada
Jika Budi Gunawan Batal Dilantik, Jokowi Pilih 8 Calon Ini