TEMPO.CO, Surabaya - Aktivis antikorupsi di Bangkalan, Jawa Timur, Mathur Husairi, yang ditembak pada Selasa dinihari tadi, menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di perutnya beberapa jam setelah penembakan. "Sudah kami angkat proyektil pelurunya tadi pagi," ujar Kepala Instalasi Rawat Darurat dr Soetomo, dr Urip Murtedjo, ketika dihubungi Tempo, Selasa, 19 Januari 2015.
Setelah operasi, kata Urip, Mathur Husairi menjalani masa pemulihan dan kondisinya semakin membaik. "Untuk masa pemulihan mungkin akan berlangsung selama tiga hari ke depan," ujarnya. (Baca: Polisi Usut Penembakan Aktivis di Bangkalan.)
Mathur masih dirawat di salah satu ruang Instalasi Rawat Darurat dr Soetomo lantai 3. Ia menggunakan alat bantu pernapasan.
Mathur Husairi, seorang aktivis antikorupsi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, ditembak orang tak dikenal di depan rumahnya, Selasa dinihari, 20 Januari 2015. Perut direktur lembaga swadaya masyarakat Center for Islam and Democracy Studies (CIDe) ini luka parah akibat tertembus peluru. (Baca: Persoalkan Raskin, Aktivis di Bangkalan Dibacok.)
Menurut catatan Tempo, Mathur dikenal sebagai sosok aktivis yang berani. Pada 2006, Mathur melaporkan dugaan korupsi mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron pada proyek pembangunan Pelabuhan MISI di Kecamatan Socah. Kemudian, pada 2014, dia juga melaporkan kasus dugaan korupsi Fuad Amin pada proyek pengaspalan Jalan Bujuk Sarah di Desa Martajesah. Dua kasus dugaan korupsi ini dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Awal Januari lalu, Mathur juga memimpin demo terkait dengan dugaan pungutan liar di dinas pendidikan dan pengangkatan CPNS di Badan Kepegawaian Daerah Bangkalan.
EDWIN FAJERIAL
Baca juga:
Mahasiswi Berutang Rp 1 Miliar, Ayah: Nuwun Sewu
Geram, Fadli Zon: Hanya Tuhan yang Mengevaluasi KPK
Keluarga Korban Air Asia Berebut Jadi Ahli Waris
Tony Abbot Kirim Surat, Apa Reaksi Jokowi?