TEMPO.CO, Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memberikan 'warning' kepada Pertamina ihwal situasi antrean BBM yang masih terjadi hingga Rabu, 21 Januari 2015. pemerintah menanyakan langsung kepada Pertamina wilayah setempat ihwal suplai BBM untuk wilayah Kabupaten Lumajang.
"Kami hanya bisa memberikan sekadar warning kepada Pertamina," kata Asisten Ekonomi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang, Slamet Supriyono, Rabu 21 Januari 2015. (Baca berita sebelumnya: Polres Lumajang Bubarkan Pengantre BBM Berjeriken)
Berdasarkan jawaban yang diterimanya, Slamet mengungkapkan, tidak ada masalah pada stok BBM untuk sejumlah SPBU di Kabupaten Lumajang. Dia mengatakan distribusi pesanan SPBU sudah dikirim sejak Selasa malam kemarin.
Namun Slamet mengatakan tinggal SPBU apakah Delivery Order yang sudah ditebus akan diminta semua atau tidak. Slamet mengatakan, SPBU tidak meminta kuota yang dibutuhkan seperti biasanya. Jika sebelumnya SPBU minta 32 ribu liter, "Saat ini hanya separuhnya atau 16 ribu liter saja," katanya. Karena itu, BBM kemudian cepat habis.
Karena itu, pihaknya saat ini sedang melakukan pendataan apakah SPBU mengambil seluruh kuoata sesuai kapasitasnya atau hanya mengambil sebagian saja. "Datanya masih kami kumpulkan," kata Slamet. (Baca: BBM Turun, Stok 13 SPBU Langsung Ludes)
Dia menyimpulkan stok masih aman. Ihwal antrean yang saat ini masih terjadi kemungkinan karena kebutuhan mereka kebetulan secara bersamaan. "Stok ada. Masyarakat diharapkan untuk bersabar," kata dia.
Menurut Slamet, hingga tiga hari pasca penurunan harga, situasi antrean di SPBU diperkirakan masih akan terjadi. "Warga diharap menggunakan BBM sewajarnya saja. Sesuai dengan yang dibutuhkan. Tidak menimbun," ujar Slamet. Terhadap SPBU, Slamet juga berharap bisa mengendalikan penjualan BBM. "Mereka kan punya peta, kebutuhan berapa. Intinya melayani kebutuhan pada saat itu," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lumajang, As'at Malik mengatakan situasi antrean saat ini karena kebijakan harga BBM yang berubah-ubah. Dia mengatakan situasi ini bakal bertahan hingga lima hari pasca penurunan harga BBM pada Senin, 19 Januari 2015 lalu.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terpopuler
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR