Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

95 Persen Korban Terorisme Adalah Muslim  

image-gnews
Polisi syariat ISIS menghukum pemuda karena dianggap, memainkan musik yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di ISIS. Polisi syariat menghukum mereka dengan cara dipukul di hadapan publik, 20 Januari 2015. Dailymail.co.uk
Polisi syariat ISIS menghukum pemuda karena dianggap, memainkan musik yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di ISIS. Polisi syariat menghukum mereka dengan cara dipukul di hadapan publik, 20 Januari 2015. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.COParis - Setelah aksi penembakan di kantor tabloid satire Charlie Hebdo, seorang imam di Paris datang ke tempat kejadian dan mengecam aksi tersebut. "Para korban adalah para syahid--orang yang berjihad, dan aku akan berdoa untuk mereka dengan sepenuh hati," kata Hassen Chalghoumi.

Menurut Hassen Chalghoumi, 95 persen korban terorisme adalah muslim. Klaim ini hampir sama dengan laporan Pusat Nasional Penanggulangan Terorisme Pemerintah Amerika Serikat (NCTC) pada tahun 2015, yang menyebutkan dalam kasus ini agama yang dianut korban terorisme dapat ditentukan. Muslim menderita 82-97 persen dalam aksi terorisme pada lima tahun terakhir. (Baca: Pasukan Kanada Adu Tembak dengan ISIS.)

Namun dalam laporan tersebut tidak dijelaskan berapa banyak kasus yang dapat menentukan agama yang dianut oleh korban terorisme, atau angka ini hanyalah representatif.  

Database Global Terorisme (GTD) di University of Maryland, Amerika Serikat, masih melakukan penghitungan statistik mengenai terorisme. Namun GTD  tidak memastikan agama dari para korban. "Untuk melakukannya, akan sangat sulit," kata anggota GTD, Erin Miller. "Alasannya, sebagian besar data mentah berasal dari laporan berita dan sering tidak menyebutkan agama korban," katanya. (Baca: ISIS Gunakan Hewan untuk Latihan Penggal Manusia.)

Bahkan GTD tidak mengetahui siapa yang melakukan serangan dari sedikitnya 50 persen kasus yang diteliti. Tetapi, menurut Miller, 60 persen dari kematian akibat serangan teroris terjadi di Irak, Afganistan, dan Pakistan. Negara-negara tersebut merupakan negara berpopulasi mayoritas muslim. Miller mengatakan angkanya tidak mungkin jauh dari 95 persen, mengingat konsentrasi serangan ekstrem berada di negara-negara mayoritas muslim.

Menurut standar internasional, jumlah keseluruhan serangan teroris mematikan di Prancis, Inggris, Spanyol, dan Amerika Serikat sangat rendah. Pada periode 2014-2013, Inggris mengalami 400 serangan teroris, terutama di Irlandia Utara, dan hampir semua serangan tidak mematikan. AS mendapat 131 serangan, dan 20 di antaranya menyebabkan korban tewas. Prancis mengalami 47 serangan. Sedangkan Irak mendapat 12ribu serangan, dan 8.000 di antaranya merupakan serangan yang mematikan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlepas dari fakta susahnya mencari data mengenai agama yang dianut korban, Miller menyarankan untuk berfokus mengidentifikasi agama yang dianut para korban terorisme. 
  
BBC | CININTYA SYAKYAKIRTI

VIDEO TERKAIT:

Baca juga:
Sutarman: Saya Sudah Berakhir di Polri
Tersangka Tabrakan Maut Apakah Terpengaruh Obat?
Rancang Teror, 5 Warga Rusia Ditahan di Prancis
Kejutan Evakuasi Air Asia, 7 dari 8 Penanda Raib

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.