TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi berlanjut. Kali ini, Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pernah bertemu dengan Ketua KPK Abraham Samad sebanyak enam kali.
Menurut Hasto, isi enam pertemuan yang dimulai sejak awal 2014 itu adalah membahas keinginan Abraham mencalonkan diri sebagai pasangan calon presiden Joko Widodo. Namun akhirnya, Jokowi dan partai pengusung memilih Jusuf Kalla sebagai pasangannya. (Baca: PDIP Benarkan Abraham Samad Ingin Dampingi Jokowi.)
Hasto mengklaim dialah yang menjadi pembawa kabar buruk itu bagi Abraham Samad. Pertemuan itu, 19 Mei 2014, bertepatan dengan batas akhir pendaftaran pasangan capres-cawapres. "Saya menerima tugas dari Jokowi untuk menyampaikan ke Abraham Samad bahwa JK yang naik," ujar Hasto saat konferensi pers dengan wartawan, Kamis, 22 Januari 2015. (Baca: PDIP: Samad Pernah Lobi Jadi Cawapres Jokowi.)
Lalu, berangkatlah Hasto bersama seorang rekan ke apartemen The Capital Residence, Jalan Jenderal Sudirman Kaviliun 52-53, Jakarta Selatan. Abraham sendiri menunggu mereka. "Jam setengah satu malam, saya berikan kabar itu," tuturnya.
Abraham, ujar Hasto, hanya mengangguk. Lalu, dia berkata, "Saya tahu, saya sudah sadap pembicaraan," tutur Hasto menirukan perkataan Abraham.
Ketua KPK itu juga mengatakan dia tahu Budi Gunawan-lah yang telah menggagalkannya sebagai cawapres. "Saya kemudian menanyakan aspirasi beliau agar bisa saya sampaikan ke Jokowi. Namun jawabannya tidak bisa saya beberkan di sini," katanya.
Karena itu, Hasto mendesak KPK membentuk Komite Etik untuk mengusut manuver politik Abraham Samad. Hasto mengatakan mantan kepala BIN Hendropriyono, yang juga hadir dalam pertemuan itu, bersedia menjadi saksi bila dipanggil Komite Etik.
INDRI MAULIDAR
Berita Terpopuler:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
Menteri Susi Adukan Jonan ke DPR
