TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan yang terjadi pada bursa regional turut mengerek indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. IHSG menguat 49,176 poin (0,95 persen) ke level 5.215,26 pada Rabu, 21 Januari 2015.
Saat itu saham yang diperdagangkan mencapai 5,2 miliar lembar atau senilai Rp 6,3 triliun. Investor asing mencatat pembelian bersih sebesar Rp 70 miliar. Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, mengatakan penguatan IHSG didorong oleh saham-saham sektor barang konsumsi dan aneka industri. (Baca: Investor Asing Kabur, Bursa Saham Masih Melemah.)
Salah satunya adalah saham Unilever. Saham Unilever Indonesia (UNVR) menguat 5 persen dan menjadi penyumbang kenaikan terbesar. "Penurunan harga komoditas utama yang diatur pemerintah mendorong pelaku pasar memburu saham di sektor konsumsi," ujar Tiesha. (Baca: Tertekan Regional, IHSG Bergerak Fluktuatif.)
Pada bursa regional, sentimen positif muncul dari kebijakan bank sentral Jepang yang menurunkan estimasi inflasi dan mempertahankan stimulus moneter sebesar 80 triliun yen. "Pelaku pasar juga mengantisipasi langkah bank sentral Eropa, yang akan meluncurkan kebijakan moneter quantitative easing pada hari ini," tutur Tiesha.
Analis dari PT Universal Broker, Satrio Utomo, mengatakan, secara teknis, indeks sudah mendapatkan sinyal positif karena berhasil ditutup pada level resistan 5.175. Hari ini, IHSG diperkirakan berada pada angka 5.175-5.250 dengan kecenderungan menguat.
Namun tren bullish jangka pendek IHSG belum tentu bertahan lama. Pasalnya, sinyal pembalikan arah (reversal) baru terlihat pada saham-saham barang konsumsi dan semen tanpa diikuti oleh saham-saham berkapitalisasi besar lain. “Masih adanya volatilitas harga akibat subsidi mengambang pemerintah, yang membuat pelaku pasar masih cenderung berhati-hati dalam melakukan akumulasi," ujar Satrio.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
Serang Balik, Budi Gunawan Sodorkan 'Dosa' KPK