TEMPO.CO, Jakarta - Antisipasi pelaku pasar terhadap program stimulus global membuat dolar Amerika Serikat melemah terhadap hampir semua mata uang. Dalam transaksi pasar uang, Rabu, 21 Januari 2015, rupiah ditutup menguat 95 poin (0,76 persen) ke level 12.481 per dolar Amerika Serikat.
Pengamat pasar valuta asing, Lindawati Susanto, mengatakan rupiah mendapat sentimen positif dari pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama, seperti euro dan yen. "Kucuran stimulus dari bank sentral Jepang dan bank sentral Eropa membuat pelaku pasar melupakan dolar untuk sementara," kata dia. (Baca juga: Banyak Sentimen Positif, Rupiah Bakal Melaju.)
Bank of Japan mengumumkan akan terus membanjiri pasar dengan stimulus sebesar 80 triliun yen per tahun. Adapun para analis memprediksi European Central Bank akan mengumumkan program quantitative easing (QE) sebesar 550 miliar euro pada hari ini waktu Eropa. Angka tersebut di atas ekspektasi program QE, yang direncanakan sebelumnya sebesar 500 miliar euro.
Banjir stimulus itu, menurut Lindawati, telah membuat yen menguat 1 persen ke level 117,9 per dolar AS. Sedangkan euro mulai bergerak naik ke level US$ 1,1586 setelah dalam perdagangan sebelumnya sempat menyentuh angka US$ 1,1410, level terendah selama sebelas tahun terakhir.
Secara teoritis, dia menambahkan, banjir likuiditas yen dan euro seharusnya berdampak pelemahan kedua mata uang tersebut. Namun dana stimulus yang dikucurkan tidak membuat kurs keduanya jatuh karena langsung diserap oleh pasar obligasi dan surat-surat utang milik pemerintah, sedangkan sisanya lari ke negara berkembang. "Aset-aset investasi bernilai rupiah termasuk yang dialiri dana segar tersebut," ujar Lindawati.
Lindawati memperkirakan, dolar AS hari ini, Kamis, 22 Januari 2015, akan kembali melemah seiring dengan euforia stimulus bank sentral Eropa. Penguatan rupiah berlanjut untuk sementara waktu di angka 12.450-12.600 per dolar AS. Ia menyarankan agar investor tetap mewaspadai peningkatan kebutuhan dolar korporat pada akhir bulan ini.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Serang Balik, Budi Gunawan Sodorkan 'Dosa' KPK
Menteri Susi Adukan Jonan ke DPR
Sutarman: Banyak Pelanggaran di Internal Polri