TEMPO.CO, Bangkalan: Di kalangan aktivis senior Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Mathur Husairi yang ditembak pria misterius pada Selasa, 20 Januari 2015, dikenal sebagai pribadi yang kalem tak banyak bicara. "Meski diam tapi dia itu mokong alias teguh prinsip," kata Aliman Harish, Komisioner Komisi Informasi Bangkalan, Kamis 22 Januari 2015.
Pada 1996, Aliman dan Mathur sama-sama kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya. "Tapi saya tidak lulus sampai sekarang," ujar dia. (Baca berita terkait: Seusai Rapat, Aktivis Antikorupsi Bangkalan Ditembak.)
Meski berdarah Madura, Mathur kelahiran Kalimantan Barat pada 1975. Mulai dari Sekolah Dasar hingga SMA, Mathur bersekolah di Kota Sambas. Orang tuanya asli Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan. Mathur mulai mengenal dalam dunia aktivis ketika membela Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur saat akan dilengserkan. . (Baca: Melawan, Aktivis Antikorupsi Ditembak Tembus Perut.)
Selepas dari IAIN, Mathur pulang ke Bangkalan. Pada 2003, Mathur ditunjuk menjadi Ketua LSM Lasdem bikinan Aliman Haris. Setahun kemudian, Aliman dan Mathur membuat organisasi Bangkalan Corruption Wacth (kini Madura Corruption Wacth).