TEMPO.CO, Sanaa - Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi mengundurkan diri setelah menerima surat pengunduran diri perdana menteri dan kabinetnya. Langkah ini muncul di tengah gejolak politik antara Presiden dan kelompok militan Houthi yang melanda negara itu sejak Senin lalu.
Juru bicara kedutaan, Mohammed Albasha, mengumumkan presiden yang banyak dikecam itu mengundurkan diri melalui media sosial pada Kamis, 22 Januari 2015. (Baca: Pejuang Houthi Kuasai Kota di Yaman)
Baca Juga:
Mengutip pesan di Facebook milik Perdana Menteri Khaled Bahah, kantor berita Reuters melaporkan, pemerintah tidak ingin terlibat dalam "gejolak politik yang tidak sehat".
Para saksi mata mengatakan pemberontak Houthi tetap berada di luar rumah Presiden sehari setelah kedua pihak sepakat mengakhiri kebuntuan politik di Ibu Kota Sanaa. Kesepakatan itu menyerukan pemberontak untuk mundur dan membebaskan Kepala Staf Kepresidenan yang diculik dan ditahan oleh para milisi. (Baca: Serangan Bom, Korban Tewas di Yaman 67 Orang)
Pada Sabtu pekan lalu, milisi Houthi menguasai Kota Sana, menculik staf Kepresidenan, dan menguasai Istana Presiden.
CNN | WINONA AMANDA
Baca juga:
Gebang Keluar Tol Tanjung Duren Dibuka Sejam Lagi
Pendukung KPK Ancam Cabut Dukungan ke Jokowi
BW Dikuntit Polisi Satu Jam Sebelum Ditangkap
Anies: UN Bukan Lagi Penentu Kelulusan Siswa