TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menyatakan sudah menjadi konsekuensi dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi bakal mendapat serangan dari berbagai pihak saat menangani kasus besar.
Menurut Syamsuddin, para koruptor dan rombongannya sangat terusik bila aksinya ketahuan oleh KPK. (Baca: Hormati Hukum, Bambang Widjojanto Mundur dari KPK)
"Wajar saja kalau muncul tindakan-tindakan yang sangat disayangkan. Pimpinan KPK harus siap-siap dapat teror," ujar Syamsuddin ketika dihubungi, 24 Januari 2015.
Menurut Syamsuddin, serangan dari para koruptor dan kroni-kroninya itu tidak hanya menyasar satu atau dua pimpinan saja. Namun, semuanya pasti diserang. (Baca: Penangkap Bambang KPK Anak Buah Budi Gunawan)
Bambang ditangkap Bareskrim Polri saat mengantar anaknya ke sekolah di Depok pada Jumat pagi, 23 Januari 2015.
Pihak Mabes Polri menyebutkan penangkapan itu karena Bambang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemberian keterangan palsu saat sidang di Mahkamah Konstitusi. (Baca; Kisruh KPK Vs Polri, TNI: Kami Bukan Jaga KPK)
Saat itu, Bambang menjadi pengacara dari salah satu calon kepala daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Penangkapan Bambang ini sepuluh hari setelah KPK mengumumkan calon Kapolri tunggal pilihan Jokowi, Budi Gunawan, sebagai tersangka kasus dugaan suap dan penerimaan gratifikasi.
Banyak pihak yang mensinyalir penangkapan Bambang ini sebagai serangan balik dari kepolisian. (Baca: 3 Firasat Bambang Widjojanto Sebelum Ditangkap)
Syamsuddin pun menyayangkan tindakan-tindakan kasar itu. "Bagaimanapun juga sekarang yang didukung publik itu KPK. Karena itu, kalau polisi main kayu, yang dihadapi adalah rakyat," kata Syamsuddin.
Main kayu yang dimaksud Syamsuddin adalah memaksakan sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Syamsuddin menilai tindakan tim di Bareskrim menangkap Bambang itu bisa mencoreng institusi Polri. "Image terhadap Polri akan semakin buruk."
KPK mendapat serangan bertubi-tubi pasca-mengumumkan Calon Kepala Polri tunggal pilihan Presiden Joko Widodo, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Ketua KPK Abraham Samad langsung mendapat serangan berupa beredarnya foto mesra mirip mukanya dengan Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira.
Abraham juga dituding Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperdagangkan perkara demi menjadi pasangan Jokowi dalam pemilihan presiden.
Gosip yang menerpa Abraham belum reda, Bambang dicokok Bareskrim. Kini, giliran Pandu yang mendapat ujian.
LINDA TRIANITA
Berita terpopuler lainnya:
Abraham Minta Panglima TNI Moeldoko Lindungi KPK
Mega Gelar Pesta di Hari Penahanan Bambang KPK
KPK Vs Polri, Din Syamsuddin: Karena Sikap Jokowi