TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggi sejumlah pembantunya di Istana Merdeka, Sabtu, 24 Januari 2015. Mereka antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Jaksa Agung H.M. Prasetyo, dan Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. Mereka datang sekitar pukul 11.30 WIB. Namun, dalam pantauan Tempo, di antara penegak hukum itu, tak ada perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang datang.
Tedjo mengatakan pertemuan itu untuk mencarikan jalan terbaik terhadap ketegangan antara Kepolisian dan KPK. Sebelumnya, KPK menetapkan calon tunggal Kapolri, Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka atas kasus transaksi mencurigakan. Seminggu berikutnya, Wakil KPK Bambang Widjojanto ditetapkan tersangka oleh Kepolisian lantaran kesaksian palsu dalam pilkada Kabupaten Kotawaringin Barat (baca juga: Setelah Bambang KPK, Giliran Adnan Pandu Diincar).
"Presiden menginginkan 'save' KPK 'save' Polri," kata Tedjo di kompleks Istana, Sabtu 24 Januari 2015. "Dua-duanya tidak boleh kita anak emaskan salah satunya. Keduanya harus kita selamatkan." (baca: Polisi Serang Balik KPK Picu Cicak Vs Buaya Bab 2)
Pemerintah, kata Tedjo, akan memediasi KPK dan Polri. Sehingga, pemerintah bisa menyelamatkan ke dua institusi ini."Kalau perlu ketemu KPK dan Polri untuk melakukan mediasi sendiri," kata Tedjo.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terkait:
Pelapor Bambang KPK dan Isu Jari Aktivis
Soal Bambang, Oegroseno: Kabareskrim Patut Ditabok
Tiga Kejanggalan dalam Penangkapan Bambang KPK