TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo, hari ini, Ahad, 25 Januari 2015, memperbarui status akun Facebook pribadinya dengan kalimat Jawa Kuno yang berbunyi, "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti". Dalam Bahasa Indonesia kalimat itu kira-kira berarti: angkara murka atau kejahatan sebesar apapun akan kalah atau hancur jika dihadapi dengan kelembutan dan kasih sayang. (Baca: KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?)
Status ini muncul di tengah tekanan publik yang berharap Presiden Jokowi mampu mengambil sikap tegas mengatasi perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Mabes Polri. Konflik antara kedua lembaga penegak hukum itu bermula dari langkah KPK yang menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi semasa menjadi Kepala Biro Pengembangan Karir di Polri. (Baca: Mudah Disetir, Jokowi Itu Presiden RI atau PDIP?)
Berita Menarik Lainnya
Prabowo Tahu Jokowi Diintervensi Soal KPK, tapi...
Tedjo: KPK Tidak Kuat Bila Didukung Tidak Jelas
Orang Goblok pun Tahu, Ini Serangan Balik Polisi
KPK Vs Polri, Anas: Masak Malaikat Ditangkap?
Namun, tahukah anda, jika ternyata kalimat yang ditulis oleh Jokowi dalam statusnya tersebut adalah potongan kalimat dalam naskah tembang keraton kuno, Kinanthi. Naskah itu karangan penyair Ronggowarsito atau Rangga Warsita yang lahir pada 1802 dan hidup di Keraton Solo. Seperti yang dilansir blog jejaktapak.com, Kinanthi menceritakan, awal mula munculnya kalimat itu berasal dari cerita kesombongan pewaris takhta raja bernama Pangeran Citrasoma. (Baca: Penghancuran KPK: Tiga Indikasi PDIP-Mega Bermain)
Karena tahu kekuasaannya dan kesaktiannya yang tiada batas, Citrasoma kerap lupa diri dan takluk oleh nafsu. Diceritakan Citrasoma jatuh cinta kepada wanita cantik bernama Nyai Pamekas. Pun, sang pangeran tidak peduli jika sang tambatan hati sudah memiliki suami bernama Tumenggung Suralathi. Suatu hari, Citrasoma nekat menyelinap masuk ke rumah Nyai Pamekas ketika Suralathi sedang tidak ada di rumah. (Baca: Tak Tegas, Jokowi Dianggap Cuma Tukang Stempel)
Selanjutnya: Citrasoma terang-terangan ingin meniduri Nyai Pamekas