TEMPO.CO, Kupang - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus telah menerima laporan dari Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) soal endemik diare di daerah itu. Peristiwa tersebut menyebabkan dua orang meninggal.
"TTS sudah endemik kasus diare, dan sudah dilaporkan ke kami," kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus kepada Tempo, Senin, 26 Januari 2015. Hanya dalam kurun waktu sepekan sejak 21-26 Januari 2015, sebanyak 133 warga di Kecamatan Noebeba, Timor Tengah Selatan, menderita diare.
Dari ratusan penderita diare itu, menurut Tini, dua orang meninggal, yakni Katarina Sne, 80 tahun, dan Nitnel Liunokas, 85 tahun. Sedangkan seorang balita, Yodi Benu, 1 tahun 6 bulan, masih dirawat di rumah sakit setempat.
Diare menyerang dua desa, yakni Oebaki dan Enobauasa, pada 21 Januari 2015 dengan korban 38 orang. Namun jumlah korban terus meningkat hingga 25 Januari 2015 menjadi 133 orang. "Dua orang yang dilaporkan meninggal akibat diare," katanya.
Tini mengatakan pihaknya telah membentuk tim medis untuk dikirim ke kecamatan tersebut guna mengatasi diare yang melanda daerah tersebut. "Tim akan segera dikirim ke lokasi diare untuk menangani masalah itu," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella belum mau berkomentar terkait dengan masalah tersebut. Paul tidak mengangkat telepon. Namun, ketika ditanya melalui pesan pendek, Paul menjawab, “Iya, nanti saya sampaikan setelah ibadat bersama.”
YOHANES SEO
Berita lain:
Jawaban Spontan Jokowi Saat Ditanya KPK Vs Polri
Mudah Disetir, Jokowi Itu Presiden RI atau PDIP?
KPK Vs Polri, Jokowi Disorot Media Asing