Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Iklim Ubah Bahasa Manusia

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.COMiami – Sebuah pertanyaan menarik dari seorang ahli bahasa mencuat, yakni apakah perubahan iklim dan geografi mempengaruhi bahasa. Tantangannya ialah mencari tahu faktor apa saja yang menyebabkan suara berubah. 

Para peneliti dari University of Miami mencoba mencari hubungan yang konsisten tersebut untuk menemukan kaitan antara iklim dan evolusi bahasa. Mereka memulai dari nada pada bahasa-bahasa di dunia. 

“Sebab, banyak bahasa di dunia memasukkan nada dan tinggi-rendah suara ke dalam makna bahasa,” ujar Caleb Everett, pakar linguistik, yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip Sciencedaily, Senin, 26 Januari 2015. (Baca: Antara Bahasa Manusia dan Cuitan Burung)

Dalam jurnal Proceeding National Academy of Sciences, dia menulis, banyak bahasa di dunia menggunakan nada yang kompleks. “Tiga atau lebih nada suara kontras,” tuturnya. Hal tersebut, menurut Everett, biasanya terjadi di daerah-daerah lembap. Sedangkan bahasa dengan nada sederhana lebih sering terjadi di daerah kering, baik di daerah dingin maupun gurun. 

Karena itu, pria yang juga profesor di departemen antropologi ini memperkirakan kondisi geografis suatu negara dapat menjelaskan bagaimana bahasa berevolusi. Namun, menurut Everett, evolusi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan iklim jangka pendek, melainkan perubahan iklim dalam jangka panjang. “Manusia dan bahasa beradaptasi dengan hal tersebut.” 

Dia memberikan contoh adaptasi bahasa dan suara tersebut. Manusia yang tinggal di udara kering, menurut Everett, akan mengalami penurunan elastisitas pita suara yang menghasilkan suara vokal. Kondisi ini menyulitkan manusia menghasilkan nada suara yang kompleks, terutama pada musim dingin. (Baca: Kerasnya Hidup Suku Bajau, Mengembara di 3 Negara

Sebaliknya, iklim yang hangat dan lebih lembap dapat menghasilkan banyak variasi nada suara vokal. “Khususnya suara getar dan lembut,” tulis Everett. Walhasil, seseorang yang tinggal di iklim lembap dapat “memainkan” suara mereka. 

Dalam penelitian ini, Everett dan timnya meneliti lebih dari 3.700 bahasa. Setelah berkutat dengan ribuan bahasa dan nadanya tersebut, mereka akhirnya berhasil mencatat 629 bahasa dengan nada kompleks. Sebagian besar ditemukan di daerah tropis, seperti di Benua Afrika, Asia Tenggara, beberapa di Amerika Utara, Amazonia, dan Nugini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB


Berita lainnya:
Warga Desa di Banyuwangi Kursus 3 Bahasa Asing
Mengejek Diktator, The Interview Bukan Satu-satunya
10 Sandi Suap di Dunia, Bedanya dengan Indonesia?
Yenny Wahid : Ucapan Natal Tak Lunturkan Keyakinan
Skype Tambahkan Fitur Penerjemah

 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

34 hari lalu

Siswa SDN 295 Pinrang, Sulawesi Selatan, sedang belajar bahasa daerah aksara Lontara Bugis, Sabtu 13 Februari 2021. TEMPO | Didit Hariyadi
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.


5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

Front Page Cantik. Duduk Silang Kaki. shutterstock.com
5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.


Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.


Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Suasana pemandangan Danau Toba yang dilihat dari desa Tongging, Karo, Sumut, Sabtu (25/01). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.


Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta


Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Ilustrasi bahasa daerah. TEMPO/Imam Sukamto
Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.


3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

sxc.hu
3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?


Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

sxc.hu
Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?


Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Ilustrasi pria bermain dengan anak-anak. baby.ru
Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?


Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

sxc.hu
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.