TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menargetkan industri kreatif Indonesia bisa seperti Korea Selatan. Alasannya, industri kreatif di Korea menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara itu. "Kalau kualitas film, kuliner, tari-tarian, dan pertunjukan ditingkatkan, kita bisa seperti Korea," kata Triawan setelah dilantik di Istana Kepresidenan, Senin, 26 Januari 2015. (Baca: Ayah Sherina Jadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif)
Meski begitu, Triawan belum bisa menyebutkan seberapa besar potensi penambahan devisa negara dari industri kreatif di Indonesia. "Belum ada hitung-hitungan potensinya," ujarnya. Triawan menuturkan akan menerapkan strategi pemilihan sektor-sektor unggulan dari berbagai subsektor yang ada di industri ekonomi kreatif. Menurut dia, karena terlalu banyak subsektor di bidang ekonomi kreatif, harus ada industri unggulan yang menjadi lokomotif. "Misalnya film, atau kuliner, baru nanti yang lain akan ikut," ujarnya.
Baca Juga:
Triawan mengatakan Badan Ekonomi Kreatif akan membawahkan 16 subsektor, antara lain film, kuliner, fashion, kerajinan tangan, fotografi, game, dan arsitektur. "Kami diharapkan bisa mengakselerasi pertumbuhan industri kreatif sehingga menyumbangkan lebih banyak lagi devisa," katanya.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan industri kreatif, ayah penyanyi Sherina Munaf ini akan berkomunikasi dengan sejumlah praktisi bidang ekonomi kreatif. Sebagai sebuah lembaga baru, Badan Ekonomi Kreatif memiliki anggaran yang cukup besar untuk merealisasikan program-program kerjanya. Triawan mengaku anggaran yang dialokasikan bagi lembaga yang dia pimpin lebih dari Rp 1 triliun.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus