TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Hary Cahyo Purnomo, mengatakan daerahnya bisa dilanda kelangkaan pupuk urea.
Menurut Hary, pengiriman 38 ribu ton pupuk urea dari pabrik pupuk PT Pupuk Kaltim mengalami keterlambatan, karena terjadi kerusakan mesin di perusahaan itu. “Cerobong mesin rusak, sehingga pupuk tidak bisa dikapalkan,” katanya, Selasa, 27 Januari 2015.
Hary mengatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan di Banyuwangi, 38 ribu ton pupuk urea itu juga untuk Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso. Khusus untuk Banyuwangi, untuk Januari masih dibutuhkan 1.006,63 ton. Sedangkan untuk Februari mencapai 6.265,08 ton.
Hary menjelaskan, berdasarkan hasil komunikasi yang dilakukan dengan PT Pupuk Kaltim, kapal pengangkut pupuk baru bisa diberangkatkan dari Bontang, Kalimantan Timur, ke Banyuwangi antara 1 hingga 5 Februari 2015.
Adapun proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, dan proses pengepakan, membutuhkan waktu dua pekan. Dengan demikian, pupuk urea diperkirakan baru bisa didistribusikan pada akhir Februari 2015.
Menurut Hary, untuk mengantisipasi kelangkaan, PT Pupuk Kaltim akan mendatangkan 450 ton pupuk dari Gresik dan Surabaya, Rabu besok.
Kepala Perwakilan PT Pupuk Kaltim di Banyuwangi, Rahmansyah Ka’bah, membantah keterlambatan pengiriman pupuk akibat kerusakan cerobong asap di pabrik. “Yang benar karena terhambat cuaca, sehingga kapal yang mengangkutnya tidak bisa sandar di pelabuhan Banyuwangi,” ujarnya.
Rahmansyah mentargetkan kapal pengangkut pupuk urea sudah bisa bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, paling lambat Kamis, 29 Januri 2015.
Rahmansyah mengakui proses bingkar buat pupuk dari kapal, termasuk proses pengepakan tetap membutuhkan waktu tiga pekan. Namun dia menjamin ketersedian pupuk di daerah tetap aman. Stok di gudang PT Pupuk Kaltim di Banyuwangi masih tersedia sekitar 1000 ton.
Selain itu PT Pupuk Kaltim akan mendatangkan secara bertahap pupuk dari Gresik dan Surabaya melalui jalur darat. “Ada dua kapal kami yang telah sandar di Gresik dan Surabaya,” ucap Rahmansyah.
IKA NINGTYAS