TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PDIP, Effendi Simbolon, mengaku berempati dengan posisi Presiden Joko Widodo yang sedang dilanda beragam masalah pada seratus hari masa pemerintahannya. "Saya pribadi kasihan. Saya terus terang merasa miris, saya takut," ujar Effendi Simbolon dalam diskusi publik di Universitas Pramadina bertajuk “Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK” di Jakarta, Senin.
Effendi menyatakan dirinya saat ini memiliki perasaan yang serupa dengan publik kebanyakan, yakni linglung untuk menarik segala akar persoalan yang telah terjadi. "Saya orangnya optimistis, tapi saat ini saya sama rasanya seperti Anda. Kita benar-benar menjadi orang linglung, dari mana menarik persoalan ini," katanya. (Baca: Nurul Arifin: Jokowi Direcoki Partai Pendukung)
Dia mengatakan Presiden Jokowi memang muncul di hadapan publik di tengah persoalan KPK-Polri. Namun kemunculan Jokowi yang hanya sebentar itu dipandang tidak jelas inti pembicaraannya. (Baca: Jokowi Bekerja Sebagai Presiden atau Pelayan Ratu?)
"Muncul Presiden di televisi dua-tiga menit, tapi tidak ngerti dia ngomong apa. Dia bilang, 'Kamu (KPK-Polri) baik-baik, ya, jangan gesekan, wis yang baik kerja'. Apa itu?" kata Effendi.
Effendi menekankan celah bagi pihak luar untuk menekan Jokowi cukup banyak. Namun dia meminta seluruh pihak bisa memberikan kesempatan bagi Jokowi untuk bekerja.
"Ini bagaikan sebuah turbulence dalam pesawat, mudah-mudahan satu bulan ke depan bisa clear weather. Tapi, akan ada turbulence kedua, yakni jika APBNP 2015 tidak bisa disahkan, pemerintahan bisa game over," katanya.
Sengkarut bermula ketika Presiden Jokowi mencalonkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal Budi telah ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut. Akibatnya, hubungan kedua lembaga ini memanas. Polri gantian menetapkan Bambang Widjojanto, Wakil Ketua KPK, sebagai tersangka dalam kasus dugaan saksi palsu.
ANT | DEWI
Terpopuler
Pengakuan Ratna Mutiara, Saksi Kunci Bambang KPK
Kini, Giliran Zulkarnain KPK Dilaporkan ke Polisi
Diminta Tegas Soal KPK, Jokowi Kutip Ronggowarsito
Kisah Ratna Mutiara, Dibujuk Cabut Kesaksian di MK