TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui target pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sulit tercapai. Menurut dia, angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen yang diajukan pemerintah awalnya berdasarkan optimisme ekonomi global pada 2015. (Baca: Pemerintah Tetapkan Asumsi untuk RAPBN Perubahan 2015)
"Menurut World Economic Outlook pada Agustus tahun lalu, ekonomi dunia tumbuh 4 persen. Tapi kemudian IMF merevisi kembali pada Desember lalu menjadi 3,8 persen, dan kembali diturunkan pada Januari 2015 menjadi 3,5 persen," kata Bambang dalam rapat kerja pembahasan asumsi makroekonomi dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin malam, 26 Januari 2015.
Bambang mengatakan, dalam revisi terakhir itu, pemerintah melihat adanya penurunan optimisme ekonomi global. Apalagi proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN juga turun dari 5,4 persen menjadi 5,2 persen. "Sedangkan ekonomi Indonesia separuh dari ASEAN," ujar Bambang. (Baca: Menteri Optimistis UKM Bisa Berkompetisi di MEA)
Menurut Bambang, proyeksi pertumbuhan ekonomi sendiri awalnya dihitung sebesar 5,3 persen. Namun, dengan adanya realokasi subsidi pada belanja infrastruktur tahun ini, pemerintah melihat adanya peluang sehingga pertumbuhan bisa ditambah 0,5 persen. "Tapi ternyata proyeksi pertumbuhan dari World Economic Outlook terus turun," katanya.
Selanjutnya: BI Perkirakan Terjadi Koreksi 15 Persen