TEMPO.CO, Kediri - Kemelut yang dihadapi Presiden Joko Widodo dalam menangani konflik antara Kepolisian RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi sudah diramalkan dalam kitab primbon. Komunitas budaya di Kediri, Eling Handarbeni Hangrungkepi Upaya Madya (Edhum), menyebutkan, berdasarkan primbon, Jokowi bakal takluk oleh polisi.
Dalam sebuah wawancara dengan Tempo, Jumat, 14 Maret 2014, atau beberapa jam seusai deklarasi Jokowi-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden, komunitas tersebut sudah menduga kemelut ini akan terjadi. "Sudah diramalkan di kitab kuno bahwa situasi ini akan terjadi," kata Sutjahjo Gani, budayawan Jawa berdarah Tionghoa sekaligus Ketua Edhum, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca berita terkait: Polisi Saksi Budi Gunawan Ditantang Datang ke KPK)
Menurut Gani, Jokowi memiliki wuku (perlambang sifat manusia berdasarkan penanggalan lahir) bagus, yakni tunggak semi. Dalam Bahasa Indonesia, tunggak semi berarti tumbuhnya tunas baru. Maknanya, kata dia, walaupun ditebas berkali-kali, kekuatan orang yang memiliki wuku ini akan terus tumbuh dan muncul ke permukaan. Hal ini sudah teruji dalam pemilihan presiden lalu, yang hasilnya adalah Jokowi keluar sebagai pemenang meski diserang bertubi-tubi.
Walaupun memiliki wuku bagus, kata Gani, Jokowi memiliki kelemahan terhadap unsur besi. Unsur besi ini, menurut Gani, bisa dimaknai kelompok militer atau aparat kepolisian. "Terbukti, sekarang dia tunduk dan tak bisa apa-apa di depan polisi," kata Gani. (Baca: Komnas HAM: Pemborgolan Bambang KPK Adalah Teror)
Pendapat serupa disampaikan pengajar Universitas Nusantara PGRI Kediri, Bardi Agan. Menurut dia, ilmu pembacaan sifat berdasarkan tanggal lahir memang dikenal dalam kitab Jawa kuno. Dia menuturkan, pada dasarnya watak seseorang terdiri atas dua hal, yakni watak dasar yang dimiliki sejak lahir dan watak ajar yang terbentuk dari proses belajar. "Teori penanggalan ini sudah teruji selama bertahun-tahun dan diakui khalayak," kata Bardi.
Dia sependapat dengan pembacaan Sutjahjo Gani yang mengatakan Jokowi memiliki "pengapesan" ata kesialan terhadap unsur besi atau aparat bersenjata. Penyelesaian konflik tersebut, ujar dia, hanya bisa dilakukan oleh Jokowi melalui proses belajar. (Simak pula: 100 Hari Jokowi, ICW: Nilainya Lima)
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler:
Menteri Tedjo, Jaya di Laut Gagal di Darat
Syahrini Pamer Foto Bersama Paris Hilton di Bali
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR
EKSKLUSIF: Wawancara Ratna, Saksi Bambang KPK (I)