TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Sabilul Alif mengatakan dua mesin yang digunakan Aman cs untuk mencetak uang palsu didatangkan dari luar negeri. "Mesin yang digunakan itu mesin impor dan didesain untuk mencetak uang palsu," kata Sabilul di Markas Polres Jember, Jawa Timur, Rabu, 28 Januari 2015. (Baca: Uang Palsu Rp 12,2 Miliar yang Disita di Jember Berasal dari Jombang)
Kedua mesin cetak itu, Oliver dan Friend, memiliki berat masing-masing sekitar 3 ton. Harganya sekitar Rp 300 juta per unit. Berdasarkan keterangan tersangka, kata Sabilul, baru sekali ini mereka mencetak uang palsu. "Kami tidak serta-merta percaya dengan pengakuan tersangka. Masih terus dikembangkan," kata Sabilul.
Sabilul mengatakan pencetakan uang palsu ini menggunakan kertas khusus yang berbeda dengan jenis kertas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia ataupun kertas HVS. "Kualitasnya lebih bagus dibanding uang palsu lain. Pembuatan uang palsu tersebut menghabiskan biaya Rp 200 juta." (Baca juga: Uang Palsu Kualitas Super Beredar di Bekasi)
Sebelumnya, Polres Jember mengungkap kasus peredaran uang palsu senilai Rp 12,2 miliar. Dalam pengungkapan kasus uang palsu ini, polisi menangkap empat orang. Mereka adalah Aman, 23 tahun, warga Desa Lesung Batu, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi, Sumatera Selatan; Agus Sugiyoto, 48 tahun, Desa Plosogerang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang; Abdul Karim bin Nahrowi, 46 tahun, warga Dusun Bandaran, Desa Mancilan, Kecamatan Mojo Agung, Kabupaten Jombang; serta Kasmari bin Karto, 44 tahun, warga Dusun Doyong Desa Ringin Pitu, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri.
Sabtu, 24 Januari 2015, polisi menangkap Aman di Terminal Bus Tawang Alung, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, setelah menerima informasi ihwal adanya uang palsu. Setelah menggeledah tas Aman, polisi menemukan Rp 116 juta uang palsu. Kasus ini kemudian dikembangkan dan polisi menyeret tersangka lain dengan total barang bukti Rp 12,2 miliar.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Lain:
Menteri Tedjo, Jaya di Laut Gagal di Darat
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR