TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru tidak dapat membuktikan efek jangka panjang dari penggunaan dosis tinggi obat untuk demam, depresi, dan penyakit lainnya (baca: Tes Alzheimer Bisa dengan Deteksi Bau). "Hubungan tidak terjadi pada rentang dosis terendah tetapi terjadi pada dosis yang lebih tinggi digunakan dalam jangka panjang," kata salah satu ahli, Dr Alan Manevitz, Psikiater Klinis di Lenox Hill Hospital di New York City pada Selasa, 27 Januari 2015.
Penggunaan obat tersebut telah dikaitkan dalam sebuah studi baru dengan risiko yang lebih tinggi dari demensia (pikun). Obat-obatan tersebut adalah antikolinergik, yang termasuk nonprescription diphenhydramine (Benadryl) dan antidepresan trisiklik seperti doxepin (Sinequan). (Baca: Bermain Game Turunkan Risiko Alzheimer)
Selain itu, ada juga obat antihistamin klorfeniramin lama seperti (Chlor-Trimeton), lalu antimuskarinik alias obat untuk pengontrol kandung kemih, dan oxybutynin (Ditropan).
Namun, penelitian ini hanya bisa menunjukkan hubungan jangka panjang atau penggunaan dosis tinggi obat ini dan risiko yang lebih tinggi untuk memperparah demensia.
Manevitz juga menekankan bahwa konsumen tidak harus tiba-tiba menghentikan pengobatan obat saat melainkan harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter mereka. (Baca: Bersikap Sinis Itu Merusak Otak)
Studi baru yang dipimpin Shelly Gray dari Kelompok Health Research Institute University of Washington. Gray dan timnya menjelaskan bahwa obat antikolinergik bekerja dengan cara memblokir sebuah neurokimia yang disebut asetilkolin, baik di otak dan tubuh.
Sementara itu, Manevitz mencatat bahwa orang-orang yang menderita penyakit Alzheimer biasanya menunjukkan kekurangan asetilkolin.
Studi baru dilacak hasil lebih dari 3.500 sample yang diikuti selama lebih dari tujuh tahun. Kelompok Gray menemukan bahwa orang-orang yang mengambil setidaknya setiap hari 10 miligram Sinequan, lalu 4 miligram Benadryl dan 5 miligram Ditropan selama lebih dari tiga tahun, berisiko lebih besar mengalami demensia. (Baca: Kematian Akibat Alzheimer Terus Meningkat)
RIZAL ADITYA | WEBMD
Terpopuler
Eksim Tingkatkan Risiko Stroke dan Sakit Jantung?
Gambar 'Seram' di Iklan Rokok Belum Efektif
'Pilgrimage', Tersebarnya Anak-anak Didi Budiardjo