TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat memastikan Christopher Daniel Sjarief, 23 tahun, tidak menggunakan narkotik atau obat-obatan berbahaya. Kepastian itu diperoleh polisi setelah menerima hasil tes darah dan urine pemuda itu yang sebelumnya diperiksa di laboratorium.
"Hasil tes psikiater juga menunjukkan dia tidak ada gangguan jiwa," kata Wahyu, Selasa, 27 Januari 2015. Lalu apa yang menyebabkan Christopher mengendari mobil seperti orang kesetanan? "Kami masih menyelidiki," kata Wahyu.
Christopher adalah tersangka dalam kasus kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 20 Januari 2015. Empat orang tewas dalam kecelakaan itu.
Sehari setelah kecelakaan, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan Christopher positif menggunakan narkoba jenis lysergic acid diethylamide (LSD)yang merupakan narkotik golongan satu.
Belakangan, Wahyu mengoreksi keterangan Martinus. Menurut Wahyu, dugaan penggunaan LSD itu muncul dari pengakuan Christopher ketika diperiksa penyidik. Saat itu tersangka mengaku habis mengkonsumsi LSD bersama temannya.
Pengacara Christopher, Agus Salim, mengatakan, beberapa jam sebelum kecelakaan, kliennya merasa tak enak badan setelah menonton bersama rekannya, Muhammad Ali Husni Riza, 22 tahun, di Pacific Place. "Dia mengajak Ali pulang," kata Agus.
Mereka akhirnya pulang naik mobil Ali yang dikemudikan sopirnya, Ahmad Sandi Illah, 40 tahun. Christopher duduk tepat di belakang Ahmad, sedangkan Ali duduk di sebelahnya. Christopher tertidur sepanjang perjalanan dan baru sadar saat dia dipukuli oleh massa yang mengejarnya akibat menabrak sejumlah kendaraan. "Dia tidak ingat bagaimana kecelakaan terjadi," kata Agus. (Hasil Tes Kejiwaan Christopher)
Adapun Ahmad Sandi mengatakan Ali menyuruhnya mengantar Christopher pulang ke Pondok Pinang. Sedangkan Ali sudah lebih dulu turun. Dalam perjalanan ke Pondok Pinang, Ahmad mendengar Christopher berbicara. "Kalimat yang dia ucapkan, 'Percaya sama saya, Pak'," kata Ahmad menirukan ucapan Christopher.
Kalimat tersebut diucapkan berulang-ulang. Saat itu Ahmad berpikir bahwa Christopher sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon. Namun nada suara Christopher yang semula pelan perlahan-lahan meninggi, sehingga Ahmad merasa kalimat itu ditujukan kepadanya. Dia kaget sekaligus bingung dengan perilaku kawan majikannya itu.
Tidak berapa lama kemudian, telepon seluler Ahmad berdering. Yang menghubungi ternyata Ali, majikannya. Ahmad memberitahu bahwa dia masih dalam perjalanan. Tiba-tiba Christopher mencekik leher dan merampas ponsel Ahmad. Ponsel itu kemudian dilempar ke luar mobil. Ahmad spontan menginjak rem untuk menghentikan mobil lalu turun dan mengambil ponselnya. (Kegiatan terakhir Ali dan Christopher Sebelum Kecelakaan)
Saat itulah Christopher mengambil alih kemudi dan melarikan kendaraan itu. "Saya hanya bisa terbengong, syok, apalagi tak berapa lama rangkaian kecelakaan itu terjadi," katanya.
Tingkah laku Christopher ini tentu menjadi tanda tanya. Jika berdasarkan hasil tes laboratorium dia tidak menggunakan narkotik, lalu apa yang memicu perilakunya itu? Polisi belum bisa memberikan penjelasan yang masuk akal.
Kombes Wahyu memastikan Christopher tidak mengalami gangguan jiwa. Hanya, berdasarkan hasil tes psikologis, Christopher memang mengalami perubahan tingkah laku yang dilakukan secara tidak sadar. "Tidak sadar, hanya berdasarkan alam perasaannya saja," kata Wahyu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
HUSSEIN ABRI YUSUF | NINIS CHAIRUNNISA | RAYMUNDUS RIKANG | YOLANDA RYAN ARMINDYA | AFRILIA SURYANIS
Berita penting lain
Alumni HMI Serukan Jokowi Hanya Tunduk pada Rakyat
100 Hari Jokowi, Rapor Jokowi Merah