TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah berpeluang menguat seiring dengan laju mayoritas kurs regional yang menekuk dolar Amerika Serikat. Pernyataan Partai Syriza di Yunani yang memastikan posisi negara itu bakal terus berada dalam zona Eropa membuat dolar melemah terhadap euro dan berdampak positif bagi kurs regional.
Pada akhir perdagangan pasar uang, Selasa, 27 Januari 2015, euro naik 0,12 persen ke level 1,1251 per dolar AS. Sementara itu, rupiah menguat 38,2 poin (0,31 persen) pada level 12.468 per dolar. Adapun kurs yen meningkat 0,27 persen ke level 118,14 per dolar. (Baca: Korporasi Butuh Dolar, Rupiah Melemah)
Menurut analis valuta asing, Lindawati Susanto, rupiah dan kurs regional terbantu oleh pergerakan euro. Tanpa kehadiran sentimen positif, penguatan kurs regional biasanya hanya disebabkan oleh pelemahan dolar. (Baca juga: IHSG Diprediksi Bergerak Bervariasi)
Lindawati menjelaskan, fenomena di Yunani memiliki pengaruh penting terhadap posisi euro. Pernyataan tersebut memberikan kepercayaan bahwa Yunani tidak akan menjadi kerikil dalam upaya pemulihan perekonomian Eropa. Di tengah rencana pemberian stimulus European Central Bank senilai EUR 1,1 triliun, "Pernyataan Syriza mengurangi kekhawatiran akan meluasnya krisis keuangan Yunani,” ujarnya.
Lindawati mengatakan permintaan dolar AS tidak akan terlalu kuat seperti biasanya. Menjelang akhir bulan, kebutuhan dolar cenderung menurun. Pada hari ini, 28 Januari 2015, rupiah diperkirakan masih bergerak bervariasi pada level Rp 12.400-12.500 per dolar AS.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Diminta Jokowi Mundur, Budi Gunawan Menolak
Anak Raja Abdullah Ini Ungkap Kekejaman Ayahnya
Biarkan Mbah Ronggo, Jokowi: Ini Cara Bantu KPK