Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tujuh Fakta Menyedihkan Raja Abdullah

image-gnews
Raja Arab Saudi Abdullah, saat tiba untuk membuka konferensi di Riyadh, 5 Febuari 2005. Raja Abdullah bin Abdulaziz meninggal dunia pada 23 Januari 2015. REUTERS/Zainal Abd Halim
Raja Arab Saudi Abdullah, saat tiba untuk membuka konferensi di Riyadh, 5 Febuari 2005. Raja Abdullah bin Abdulaziz meninggal dunia pada 23 Januari 2015. REUTERS/Zainal Abd Halim
Iklan

TEMPO.CO , Riyadh:Raja Abdullah yang meninggal pekan lalu merupakan raja keenam Saudi Arabia dan dianggap sebagai tokoh reformis penting di Saudi. Ia membuat banyak perubahan positif di kerajaannya dalam bidang pendidikan, ekonomi maupun kesehatan. Tetapi, di balik rezim modernisasinya, terdapat beberapa fakta menyedihkan semasa kepemimpinannya. Berikut fakta menyedihkan seperti dikutip dari Russia Today, Selasa, 27 Januari 2015.

Pertama, dalam masa kepemimpinannya Raja Abdullah menolak adanya pemilihan umum, partai, parlemen.Tidak ada kebebasan berpendapat.
Hanya ada ruang penasihat simbolik yang dikenal sebagai Majlis al-shura di Arab Saudi, tetapi tetap tidak bisa mewakilkan kebebasan berpendapat di Arab Saudi. Setahun yang lalu, seorang aktivis oposisi Abd Al-Kareem-al-khoder dipenjara karena telah mengkritik masa kepemimpinan Raja Abdullah dan meminta untuk mengganti sistem kerajaan di Arab Saudi. Hal tersebut sesuai dengan ranking pada Freedom House tahun 2014 bahwa Arab Saudi menempati ranking terbawah sebagai negara yang mempunyai kebebasan, sama seperti pada dekade sebelumnya.

Kedua, menyamakan semua pekerjaan pria berdasarkan keturunan.
Dalam masa kepemimpinan Raja Abdullah,  setiap pria harus melakukan pekerjaan sesuai dengan garis keturunannya, tidak boleh menyimpang. Walaupun terdapat seseorang yang berbakat di bidangnya dan mendapat kedudukan sesuai bakatnya, tetapi menyimpang dengan garis keturunannya, ia akan dikucilkan. (Baca:Forbes: Raja Abdullah Paling Berkuasa di Timur Tengah)

Ketiga, Arab Saudi masih menggunakan sistem kerajaan yang dianggap ketinggalan zaman untuk masa sekarang.
Di Arab, kekuasaan tidak berikan kepada anak pertama dari seorang raja melainkan kepada adik dari raja tersebut.  Raja Abdullah yang baru saja meninggal pada usia 90 tahun digantikan oleh saudara tirinya Salman yang berusia 79 tahun. Ketika Salman meninggal, maka ia akan digantikan oleh Pangeran Muqrin yang saat ini berumur 70 tahun. Artinya, pemimpin dari Saudi Arabia relatif sudah tua. Hal ini tidak jelas bagaimana sistem tersebut dapat menjamin peningkatan kesejahteraan dan stabilitas negara atau tidak.

Keempat, hukum tradisional. 
Di Arab Saudi hukum tradisional masih dipertahankan. Mereka menghukum seseorang dengan melakukan hukum rajam, cambuk dan qishas--sesuai intepretasi mereka pada Al-Qur'an, terlepas memberikan sanksi menggunakan hukum formal. Ketika seseorang tertangkap mencuri maka ia akan dipotong tangannya, ketika seseorang tertangkap sedang mengintip maka dia akan dicongkel matanya dan hukuman lainnya yang sesuai dengan interpretasi mereka terhadap kita suci.  Pada tahun 2014, sebanyak 87 orang telah dijatuhi hukuman penggal kepala di Arab Saudi.



Baca juga:

Biarkan Mbah Ronggo, Jokowi: Ini Cara Bantu KPK

Politikus PDIP: Jokowi Bisa 'Game Over' 

KPK Tolak Bambang Mundur, Bola Panas di Jokowi

Johan Budi KPK Bicara Soal Serangan dan Dendam  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Seorang perawat menggendong anak kurang gizi di rumah sakit di Sanaa, Yaman, 28 Juli 2015. Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 3.500 orang. UNICEF mengatakan korban tewas termasuk 365 anak-anak. REUTERS/Khaled Abdullah
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.


Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Detik-detik Crane Jatuh di Mekah
Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.


Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Kian Terbuka
Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.


Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan Raja Arab Saudi Salman di Kremlin di Moskow, Rusia, 5 Oktober 2017. Empat hari di Rusia, Raja Salman akan membicarakan tentang minyak dan konflik Suriah. REUTERS
Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.


Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Seorang pendukung gerakan Houthi dan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh mengacungkan dua jarinya saat memperingati dua tahun intervensi militer koalisi Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2017. Koalisi Saudi melakukan penyerangan sejak. REUTERS/Khaled Abdulla
Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.


Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Kepolisian Arab Saudi menahan seorang bocah yang berjoged di jalanan. theguardian.com
Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan


Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. independent.co.uk
Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.


Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Penyanyi Arab Saudi, Abdallah Al Shaharani ditangkap karena melakukan gerakan dabbing di atas panggung. Youtube.com
Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik


Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Sejumlah petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang melahap kantor Kedubes Arab Saudi di Teheran, Iran, 2 Januari 2016. REUTERS
Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.


Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Wisatawan menikmati air di sebuah pantai di resor Laut Merah, Sharm el-Sheikh, Kairo, 27 Maret 2015. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.