TEMPO.CO, Semarang - Kabupaten Tegal adalah salah satu daerah dengan kasus angka kematian ibu melahirkan yang tinggi. Selama 2014, tercatat 44 kasus. Tahun sebelumnya 42 kasus (2013), 39 kasus (2012) dan 51 (2011). Kondisi ini memaksa Bupati Tegal, Enthus Susmono melakukan berbagai terobosan supaya kasus kematian ibu saat melakukan persalinan bisa ditekan.
Selasa petang, 27 Januari 2015, bertempat di Gedung Gradhika Bhaktipraja, Semarang, Bupati Enthus berbagi kiat upaya penekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir pada forum Mini University Emergency Meeting Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan EMAS (Expanding Maternal and Newborn Survival).
Enthus yang baru setahun menjadi bupati ini menerbitkan aturan tiap pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menjadi wali bagi satu ibu hamil di lingkungannya. "Pejabat ini bertugas mendampingi ibu hamil agar persalinannya selamat," ujarnya. "Tak ada persalinan yang tak berisiko." Kabupaten Tegal juga menggratiskan biaya persalinan bagi keluarga miskin di rumah sakit atau Puskesmas.
Sebagai sosialisasi pentingnya menekan angka kematian ibu hamil dan bayi baru lahir, Enthus menginstruksikan kepada petugas Kantor Urusan Agama dan ulama untuk memasukkan pentingnya persiapan kehamilan yang aman saat memberikan nasehat perkawinan. Enthus juga mengaku kerap melakukan sosialisasi ke Sekolah Menengah Atas tentang bahaya hubungan seks di luar nikah serta perlunya siswa mengetahui persalinan yang aman. "Para siswa juga rawan mengalami kehamilan di luar nikah yang juga berisiko saat persalinan," ujarnya.
Bagaimana dengan peran dukun bayi yang masih ada di desa-desa? Entus mengatakan, dukun bayi jangan disingkirkan secara ekstrim. Perannya tetap diperlukan hanya untuk merawat bayi dan ibu setelah persalinan. "Persalinannya ditolong oleh bidan atau dokter," katanya.
Enthus sadar, karena faktor kemiskinan, sebagian masyarakat masih melakukan persalinan di dukun. Persalinan di rumah sakit atau Puskesmas mengharuskan suami meninggalkan pekerjaan untuk menungui persalinan. Oleh karenanya, selain menggratiskan biaya persalinan bagi warga miskin, Enthus juga membantu uang living cost bagi keluarga yang menunggui persalinan Rp 400 ribu per tiga hari.
Tak hanya itu, disediakan pula mobil ambulan siaga desa untuk menjemput warga yang sakit atau mau melahirkan ke rumah sakit atau Puskesmas. Dengan cara tersebut, Enthus yakin, mulai 2015, kasus kematian ibu di Kabupaten Tegal bisa berkurang secara signifikan.
SOHIRIN | EDI FAISOL
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia
Berita terpopuler lainnya:
Diminta Jokowi Mundur, Budi Gunawan Menolak
Politikus PDIP: Jokowi Bisa 'Game Over'
Golkar Barter Lapindo dengan Budi Gunawan?