TEMPO.CO, Semarang - Bupati Tegal Enthus Susmono prihatin dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi di daerahnya. Enthus yang juga dalang di Pantura itu menciptakan wayang untuk sosialisasi keselamatan ibu dan bayi di daerah yang ia pimpin.
"Saya membuat wayang dokter kandungan, perawat dan ibu hamil. Sebenarnya sudah kusiapkan pentas, namun panitia minta saya hanya bicara," kata Enthus Susmono saat jadi pembicara acara Emergency Meeting-Mini University Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, di Semarang, Selasa 27 Januari 2015.
Enthus mengaku peran penting memnimalisir angka kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan adalah membangun kesadaran masyarakat, diimbangi dengan membangun nilai lokal. "Termasuk bahasa kedokteran yang harus bisa diterjemahkan sesuai pemahaman mereka," kata Enthus yang selama ini banyak dikenal dengan candanya itu.
Kondisi itu, menurut Enthus, ditambah dengan kurangnya tenaga dokter spesialis kandungan dan kebidanan. "Hanya tiga dokter spesialis yang tersedia, ini berat untuk mengurangi resiko kematian ibu anak. Beda dengan daerah lain," kata Enthus menjelaskan.
Dengan kondisi itu, Enthus yang menjadi seniman dalang itu tak segan mengebrak meja kerja seorang dokter di daerahnya yang diketahui lebih mementingkan praktek di rumah. Langkah itu dilakukan saat menerima pengaduan di nomor telepon genggamnya, kemudian Enthus membuktikan sendiri ke tempat praktek .
Enthus juga membuat kebijakan dokter praktek di rumah ditoleransi hanya sampai pukul 08.00 dan boleh praktek ketika tugas di rumah sakit selesai. "Dokter bukan kasta tertinggi karena menerima gaji negara," kata Enthus yang mengaku telah berdamai dan meminta maaf ke dokter yang ia labrak. "Jangan sampai ada rakyat dan ibu hamil yang tak tertolong. Ini kaitanya dengan nyawa."
EDI FAISOL
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia
Berita terpopuler lainnya:
Diminta Jokowi Mundur, Budi Gunawan Menolak
Politikus PDIP: Jokowi Bisa 'Game Over'
Golkar Barter Lapindo dengan Budi Gunawan?