TEMPO.CO , Slawi: Peringatan kesehatan dalam bentuk gambar (pictural health warning) pada iklan dan bungkus rokok terbukti belum maksimal mencegah munculnya perokok usia dini. Salah satunya adalah bocah perempuan asal Desa Kaligayam, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
Anak bungsu dari pasangan Tarmudi dan Marwati itu mulai kecanduan rokok sejak masih berumur tujuh tahun. Kebiasaan buruk Ulfiah terus berlanjut hingga usianya menginjak sepuluh tahun. Tiap hari, siswa kelas tiga Sekolah Luar Biasa Manunggal Slawi itu bisa menghabiskan sekitar dua bungkus rokok.
“Bagaimana dia bisa takut dengan gambar seram di bungkus rokok kalau tiap hari mintanya rokok eceran,” kata Marwati, 50 tahun, pada Kamis, 29 Januari 2015.
Dalam sehari, Ulfiah bisa puluhan kali ke warung Sahadi untuk meminta rokok eceran. Warung Sahadi tepat di sebelah rumah Ulfiah.
Selain rokok, bocah yang mengalami gangguan bicara itu juga kecanduan aroma bensin. Tiap menemukan kunci motor tergeletak, Ulfiah langsung membuka jok dan tutup tangki sendiri lantas menjulurkan kepalanya untuk menghirup aroma bensin. Tiap dicegah, Ulfiah langsung meronta dan menangis.